KACAU

 

Rintik hujan di pagi hari, basahi dedaunan yang menghijau

Bau tanah basah, seolah menjelma menjadi kenangan dalam kalbu

Terbayang angan masa lalu,

Tentang seseorang yang membuat diriku…

Kacau

 

Aku bukan pecundang, bukan pula penghianat

Aku bukan boneka, bukan pula robot

Naluri ini punya rasa

Tat kala kejujuran itu kembali…

Membuatku, kacau

 

Ada cerita usang yang tak ingin ku ingat

Ada sejarah lampau yang tak mau kutahu

Tentangmu, tentangnya ataupun tentang mereka

 

Jika kau bertanya kenapa,

Aku kacau…

Kejujuranmu, sejarahmu, adalah luka yang yang tak pernah kuubah

 

Satu tanyaku, separah itukah?

Atau memang begitulah cinta?

Lantas, kenapa harus kau rengkuh aku dan tinggalkan dia?

 

Tanya demi tanya, kembali membuncah

Kembali mengantarkan aku pada satu titik, kacau

 

Ya,

Ada cerita usang yang tak ingin ku ingat

Ada sejarah lampau yang tak mau kutahu

Tentangmu, tentangnya ataupun tentang mereka

Dan jika mampu ku kembalikan waktu

Maka aku memilih tidak pernah bersamamu

 

Ya,

Jika kau bertanya kenapa,

Aku kacau…

Kejujuranmu, sejarahmu, adalah luka yang yang tak pernah ku ubah

 

Bersama bau tanah basah

Kembali hatiku terkoyak pada masa lalumu

Bersama rintikan hujan di pagi hari

Kudengungkan rintihan luka yang tak terbaca

Iya…

Aku kacau

Iya…

Aku terluka

 

 

Ampel, 23 Mei 2016

08.21 WIB

Wahyu Triyani binti Sumarno

 

 

Witri Prasetyo AjiPuisiKACAU   Rintik hujan di pagi hari, basahi dedaunan yang menghijau Bau tanah basah, seolah menjelma menjadi kenangan dalam kalbu Terbayang angan masa lalu, Tentang seseorang yang membuat diriku... Kacau   Aku bukan pecundang, bukan pula penghianat Aku bukan boneka, bukan pula robot Naluri ini punya rasa Tat kala kejujuran itu kembali... Membuatku, kacau   Ada cerita usang yang tak ingin ku ingat Ada...

Comments

comments