#BAHAGIADIRUMAH ALA MAHMUD

#BAHAGIADIRUMAH ALA MAHMUD. Sebagai seorang mamah yang bekerja, waktu di rumah berkurang, kebersamaan bersama anak juga berkurang, apalagi bersama suami yang juga bekerja. Jadi, waktu di rumah adalah ‘sesuatu’ yang sangat membahagiakan bagi saya.

Karena waktu yang tak lama itu, terkadang saya menaruh iri pada perempuan-perempuan yang bisa full time di rumah. Apalagi mereka yang bekerja dari rumah dan tetap bisa merawat anak-anak mereka. Tapi terkadang saya menepis rasa itu, mungkin belum waktunya saya resign. Mungkin, ini adalah takdir saya. Meski saya menyadari, bekerja di luar atau sepenuh mengabdikan diri pada keluarga kecil saya adalah pilihan. Dan untuk mengambil keputusan di antara pilihan-pilihan itu, banyak sekali pertimbangan yang harus saya pikirkan matang-matang. So, memilih tetap bekerja di luar memang sudah menjadi pilihan bagi saya, buat apa iri? Wong saya juga tetep bisa menikmati waktu di rumah dan merasakan bahagia di rumah sebagai seorang perempuan, seorang isteri sekaligus seorang ibu.

Bagi saya yang setiap pagi ngantor sampai jam satu siang, waktu di rumah itu adalah quality time yang sangat berharga. Apalagi kalau weekend dan kami (saya, suami dan anak) tidak jalan-jalan keluar, waktu di rumah itu benar-benar sangat berharga.

Mungkin, ada beberapa perempuan yang mengalami kebosanan di rumah, tapi bagi saya, di rumah adalah satu wujud kebahagiaan tersendiri. Ada hal-hal yang bisa saya nikmati di tempat yang menjadi tempat saya pulang itu.

Di rumah, saya bisa melakoni hal-hal yang tak biasa saya lakukan di kantor, di rumah, saya bisa berperan menjadi seorang isteri sekaligus seorang ibu yang sesungguhnya. Di rumah, saya bisa berperan sebagai koki, sebagai babysitter, sebagai tukang bersih-bersih sampai saya bisa berperan sebagai seorang kawan bermain bagi anak saya dan kawan berembuk segala unek-unek bagi suami saya.

Membagi waktu yang tak banyak di rumah ke dalam beberapa peran bukanlah suatu hal yang mudah, tapi jujur itu adalah wujud kebahagiaan saya di rumah. Karena di rumah dengan segala peran yang harus saya lakoni itu, saya justeru merasa terbebaskan dari tugas-tugas kantor yang terkadang membuat saya ‘tersiksa’.

HAL-HAL YANG MEMBUAT MAMAH MUDA LAKUKAN AGAR TETAP #BAHAGIADIRUMAH

Mejadikan rumah sebagai surga yang sangat membahagiakan bukan suatu hal yang mudah. Apalagi rumah yang menjadi tujuan dari kantor yang terkadang menjejakkan keruwetan. Terkadang, masalah di kantor atau pekerjaan yang belum selesai di kantor juga harus dibawa ke rumah. Dengan segala keruwetan itu, masih bisakah seorang mamah muda bahagia di rumah?

Dan berikut, adalah hal-hal yang mamah muda lakukan agar selalu bahagia di rumah. Hal-hal berikut mungkin terlihat sepele, tapi hal-hal berikut adalah sesuatu yang berharga bagi seorang mamah muda.

  1. Melaksanakan kewajiban

Sudah pada tahu, kewajiban apa saja bagi seorang isteri sekaligus seorang ibu? Memasak, mencuci, membersihkan rumah yang seperti kapal pecah, apalagi kalau punya anak kecil. Belum lagi mengasuk anak yang terkadang banyak menguras tenaga.

Kalau saya ditanya capek, jelas sekali capeknya. Meski di kantor hanya duduk sembari berinteraksi dengan komputer, tapi tak bisa dipungkiri kalau itu melelahkan dan menguras pikiran.

Etapi, kecapekan di kantor itu bisa mendadak hilang tatkala pulang ke rumah dan bertemu dengan sang buah hati yang semakin membuat saya bahagia di rumah. Baru masuk rumah sudah tidak sabar ingin menghabiskan waktu bersama anak. Kalau anak tertidur pulas, biasnya saya beraksi untuk memasak, mencuci, menyeterika dan membereskan rumah yang pagi hari tertatat rapi tapi pulang kerja sudah seperti kapal pecah. Hehehe.

Masih memiliki waktu di rumah untuk memasak, mencuci, menyeterika dan mebersihkan rumah itu menjadi bagian yang membuat saya bahagia di rumah. Rasanya saya sangat bersyukur sekali bisa melakoni kewajiban sebagai seorang isteri dan seorang ibu. Meskipun capek tapi rasa capek itu terkikis oleh rasa bahagia yang bernaung.

  1. Our time

Our time ala saya ini menjadi 3 bagian ; our time bersama anak dan suami, our time bersama anak dan our time bersama suami.

Our time bersama anak dan suami ini sangat terbatas. Saya dan suami sama-sama bekerja, so kami bisa menikmati waktu bertiga itu biasanya kalau weekend atau hari libur nasional.

Setiap weekend atau hari libur, kami tidak selalu pergi jalan-jalan. Toh kami terkadang juga memaksimalkan waktu di rumah. Seperti bercanda tawa bersama, menemani anak bermain, nonton tivi bersama sampai bersih-bersih rumah bersama. Bahkan, saya, suami dan anak juga pernah loh makan sepiring bertiga. Wuaduh, itu semua berasa membahagiakan. Rasanya lebih nikmat daripada kami jajan di luar.

Sementara our time saya dan anak itu justeru saat saya pulang kerja. Antara jam satu siang sampai isya’ menjelang, karena selepas isya’ biasanya anak saya sudah bobok ganteng.

Our time saya dan anak biasanya sih saya jadi kawan bermain buat anak saya. Mengawasi dia bermain dan yang paling sering membuat video dia bermain.

Dan our time saya dan suami justeru ada sewaktu kami menjelang tidur. Anak sudah tidur dan kami biasanya ngobrol soal apa yang terjadi sewaktu kami di kantor. Bahkan dari obrolan-obrolan itu, saya dan suami sering loh jadi berdebat karena kami berbeda pendapat.

  1. Me time

Meski saya sudah capek dan sibuk dengan pekerjaan di kantor maupun di rumah, saya juga tetap punya me time. Biasanya sih me time saya itu kalau pekerjaan rumah sudah beres, anak tertidur tapi suami belum pulang kerja. Atau kalau malam saya memang minta izin sama suami untuk me time dengan apa yang saya sukai dan suami mengizinkan. Bahkan, suami sering loh membuatkan kopi atau membelikan pizza (makanan kesukaan) sebagai teman me time  saya.

Me timenya mamah muda ngapain saja?

Menulis dan ngeblog itu ibaratnya menjadi rutinitas bagi saya. Ya, meskipun terkadang ada hari yang terlewatkan, sih. Dari menulis dan ngeblog ini bahkan saya juga mendapatkan banyak teman baru dari beberapa komunitas yang saya ikuti, mendapatkan ilmu dan pengalaman serta Alhamdulillah mendapatkan rejeki. Makanya, saya sempat berangan dan berencana, suatu saat resign dari tempat kerja dan bekerja dari rumah saja.

Menulis dan ngeblog, memang identik sekali dengan gadget. Makanya kedua hal itu saya jadikan me time, waktu di mana terkadang saya tidak mau diganggu. Karena tidak bisa dipungkiri, terkadang saat saya memegang gadget di luar me time, anak saya sering mengganggu dan sering terganggu.

Me time saya bukan hanya sebatas menulis dan ngeblog saja, membaca juga menjadi me time. Bisa dibayangkan, bagaimana jadinya kalau saat tengah asyik membaca, tengah menghayati cerita tapi tiba-tiba anak rusuh sampai menyerobot buku. Kesel kan pastinya? Makanya, membaca itu saya jadikan me time.

Bicara soal membaca, saya memang suka membaca dari semenjak masih duduk di bangku SD. Entah itu membaca buku fiksi, nonfiksi, majalah, koran sampai tabloid. Dan Alhamdulillah ya, salah satu tabloid kesayangan saya yaitu tabloid Nova berulang tahun. Yes, Novaversary yang ke 28, harapan saya sih semoga Nova makin jaya, selalu jadi tabloid kesayangan mamah muda dan tentunya nih, saya berharap banget kalau cerpen saya bisa nembus Nova. Jujur nih ya, beberapa kali kirim ke Nova tapi belum ada jawabannya, hehehe *curhat.

Dari banyaknya aktivitas yang menguras tenaga itu, saya tetap merasakan bahagia di rumah. Dan memang pada kenyataannya, aktivitas-aktivitas itulah yang membuat saya bahagia di rumah.

TIPS AGAR #BAHAGIADIRUMAH ALA MAMAH MUDA

Bagaimana sih caranya agar tetap #bahagiadirumah? Bagaimana caranya agar rumah selalu terlihat menyenangkan dan jauh dari kata membosankan?

Tentunya semua itu tidaklah mudah. Agar selalu #bahagiadirumah, mamah muda punya beberapa tips loh. Apa saja tipsnya?

  1. Sholat dan ngaji

Sesuai agama yang saya anut, rumah yang terbiasa digunakan untuk sholat dan mengaji itu ‘hawa’nya berbeda loh sama rumah yang tidak pernah dipergunakan untuk sholat dan mengaji (tapi beda cerita kalau yang punya rumah non muslim loh, ya?). dan jujur, saya merasakannya. Rumah yang biasanya digunakan untuk sholat dan mengaji atau beribadah, memang berasa lebih adem saja.

Entah itu kenyataannya atau kepercayaan maupun sugesti diri sendiri, tapi memang begitulah yang saya rasakan.

Ya intinya sih, rumah yang digunakan untuk beribadah sama tidak beribadah itu ‘hawa’nya berbeda saja. Atau contoh ringannya saja, kalau kita (muslim) datang ke masjid, masjid itu berasa adem dan nyaman—bagi saya.

  1. Bersyukur

Selalu bersyukur ata nikmatNya, maka kita tidak akan merasa kekurangan. Meskipun pada kenyatannya banyak manusia yang selalu kurang atas apa yang diperolehnya, tapi mencoba bersyukur tidaklah ada ruginya.

Makanya, agar di rumah selalu bahagia, saya selalu bersyukur atas nikmatNya. Bersyukur karena punya rumah, toh banyak kan mereka-mereka yang tinggal di kolong jembatan? Bersyukur atas rejeki yang setiap hari Allah titipkan. Dan bersyukur atas hidup ini.

  1. Nikmati kebersamaan

Jangan menyepelekan sebuah kebersamaan, sendiri itu tidaklah enak. Bersama keluarga itu sangat membahagiakan. Apalagi bisa makan bareng, nonton tivi bareng sampai membersihkan rumah bareng alias kerja sama. Duh, semua itu memang kelihatan sepele, tapi jika dinikmati akan berasa #bahagiadirumah. Saya jamin deh, suatu saat kita bakalan merindukan kenikmatan bersama keluarga.

  1. Jaga komunikasi

Komunikasi itu penting. Apapun itu, entah hal sepele atau hal besar, bagi saya mah wajib komunikasi. Jangan sampai komunikasi terputus, menimbulkan salah paham dan pertengkaranpun hadir. Duh, jangan sampai, ya?

Makanya, saya dan suami itu selalu menjaga komunikasi. Dan sebagai seorang isteri, merupakan hal yang wajib loh mau ngapain dan ke mana minta izin sama suami. Pun begitu dengan suami,  Beliau juga selalu memberi kabar, apalagi kalau pulang telat.

Dan bagi saya dan suami, kehabisan pulsa dan kuota internet itu adalah masalah yang besar. Kenapa? Soalnya tanpa pulsadan kuota internet, komunikasi kami tidak lancar malah bisa sampai terputus.

  1. Jangan membawa masalah luar ke dalam rumah

Siapa bilang di kantor itu tidak ada masalah? Banyak banget masalah yang bikin bete. Menghadapi orang yang berbeda watak dan pemikiran, tidak bisa dipungkiri kalau berdebat itu sudah menjadi hal yang wajar.

Etapi ya, sebesar apapun masalah di kantor atau di luar, sebisa mungkin sih saya lupakan kalau sudah sampai di rumah, ya, supaya di rumah tidak kepikiran, saya sering menyibukkan diri.

#Bahagiadirumah

Rumah itu surga, sudah semestinya dalam surga itu bermekaran bahagia. Karena saya tidak bisa membayangkan, rumah yang selalu menjadi tujuan untuk pulang bisa bereinkarnasi menjadi neraka yang memenjarakan.

Sementara soal bagaimana bisa bahagia di rumah atau merana di rumah itu juga bergantung pada diri kita sendiri. Apakah kita akan menjadikan aktivitas di rumah itu menjadi hal yang membahagiakan atau sebaliknya. Karena pada dasarnya, bahagia atau tidak itu ada pada diri sendiri.

Witri Prasetyo AjiCompetition#BAHAGIADIRUMAH ALA MAHMUD #BAHAGIADIRUMAH ALA MAHMUD. Sebagai seorang mamah yang bekerja, waktu di rumah berkurang, kebersamaan bersama anak juga berkurang, apalagi bersama suami yang juga bekerja. Jadi, waktu di rumah adalah ‘sesuatu’ yang sangat membahagiakan bagi saya. Karena waktu yang tak lama itu, terkadang saya menaruh iri pada perempuan-perempuan yang bisa...

Comments

comments