ENTREPRENEURSHIP ALA MOMMY DIGITAL

 

ENTREPRENEURSHIP ALA MOMMY DIGITAL. Hidup di erag digital, di mana teknologi sudah menguasai, rasanya sayang banget jika tidak dimanfaatkan. Jangan sampai kita menjadi korban akan kemajuan teknologi, sebisa mungkin kitalah yang memanfaatkan teknologi.


Dimanfaatkan Teknologi?


Ya, dimanfaatkan teknologi. Kita bisa saja loh menjadi korban teknologi. Bukan kita yang memanfaatkan teknologi, melainkan teknologi yang memanfaatkan kita.

Contoh ringannya saja, kita tidak bisa hidup tanpa teknologi. Kita galau seharian tanpa memagang hape, kita kelaparan gegara tidak ada rice cooker, dan sebagainya. Intinya sih, kita bergantung sekali dengan teknologi. Oke, bergantung boleh saja, tapi sebisa mungkin teknologi tidak menjadikan kita sebagai pemalas.


Ketika Teknologi Menjadikan Kita Sebagai Pemalas


Masih ingat sebelum ada hp? Kalau ada berita atau informasi, kita tak malas mendatangi orang yang mau kita beri informasi. Tapi sekarang? Cukup SMS, telp bahkan cukup dengan chatting saja kita memberikan informasi. Begitupun kalau kita mau mengadakan acara, cukup SMS atau mengirim chat saja.

Masih ingat sebelum ada rice cooker? Dulu tidak malas tuh memasak nasi pakai tungku, mencari kayu bakar, tapi sekarang?cukup tancepin ke listrik dan tunggu nasipun matang.

Masih ingat sebelum ada mesin cuci? Enggak malas kan mencuci manual sampai tangan kasar-kasar. Tapi sekarang? Masukin mesin cuci dan biarkan mesin cuci yang mencuci pakaian kita.

Itu hanya contoh kecil saja dari dampak kemajuan teknologi yang menjadi kita sebagai seorang pemalas.


Memanfaatkan Teknologi


Sebagai seorang mommy digital yang terbiasa menggunakan kemajuan teknologi, sudah semestinya saya memanfaatkan teknologi. Apalagi saya selalu bekerja dengan komputer dan smartphone, bahkan bisa dibilang kalau hidup saya sudah bergantung dengan kedua gadget tersebut. Ya, saya sudah bergantung dengan teknologi, tapi saya tidak mau dimanfaatkan teknologi, saya ingin memanfaatkan teknologi.

Baca : 3 Langkah Mudah Menjadi Kartini Era Digital


Cara Mommy Digital Memanfaatkan Teknologi


Seperti yang saya bilang di atas, hidup saya sudah bergantung dengan komputer dan smartphone. Bahkan hari-hari saya selalu diwarnai dengan koneksi internet dan berselancar di dunia maya. Tiada hari tanpa komputer, smartphone, internet dan sosial media. Semuanya itu adalah dampak dari kemajuan teknologi. Dan seharusnya, saya bisa memanfaatkannya.

Dan dari kemajuan teknologi itu, saya ingin berwirausaha dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Toh sekarang ini banyak kan usaha yang dibangun dengan memanfaatkan kemajuan teknologi? Seperti banyaknya online shop, banyaknya penerbitan online, banyaknya jasa promosi online dan yang lainnya. Pokoknya saat ini itu hidup serba online. Dan sayang banget jika kita sering online tapi Cuma sebagai penonton saja. Sudah waktunya kita bergerak dan memanfaatkan teknologi apalagi portal digital untuk membangun bisnis.

Jujur ya, bekerja dengan memanfaatkan portal digital itu saya rasa cocok banget buat seorang mommy-mommy seperti saya. Kenapa? Karena kebanyakan mereka yang bekerja dengan memanfaatkan portal digital alias ngoline itu adalah emak-emak yang bekerja cukup dari rumah tanpa meninggalkan sang buah hati. Makanya, saya ingin sekali memulai membangun bisnis dengan memanfaatkan portal digital, biar saya cukup bekerja dari rumah dan memasang internet ultra cepat sebagai modal utama bisnis saya. Yups, internet itu modal utama. Percuma loh ada gadget kalau tak ada internet. Ibarat sayur tanpa garam saja.


Usaha Yang Ingin Saya Bangun


Sudah banyak yang tahu kalau saya itu hobi nulis, dari SMP cita-citanya memang ingin jadi penulis, tapi sayangnya saya itu sering kirim naskah ke penerbit mayor dan sering juga naskah saya ditolak. Begitupun kalau kirim tulisan ke media. Alhasil, banyak karya yang lumutan di leptop karena belum menemukan jodohnya. Dan solusi terakhir agar tulisan saya ada yang membaca adalah dipublish di blog atau dilempar ke penerbit indie. Etapi ngomongin penerbit indie, saya harus punya modal demi naskah yang ingin dijadikan buku. Yang seperti itu bikin saya galau. Makanya, sudah setahunan ini saya berpikir, lebih baik saya mendirikan penerbitan indie sendiri. Apalagi sedikit demi sedikit saya juga belajar otak-atik photoshop (karena ngeblog saya belajar edit gambar) dan itu bisa saya jadikan modal untuk belajar membuat cover buku. Dan dari google, saya juga bisa belajar layout serta mempelajari EYD.

Tapi sayangnya, keinginan mempunyai penerbitan indie itu sampai sekarang belum terwujud. Saya bahkan sudah memikirkan nama untuk penerbitan indie saya, yaitu Penerbit Arjuna (Arjuna nama anak saya) dan sayapun sudah membuat logonya. Akan tetapi saya belum punya modal untuk bayar notaris agar penerbitan indie saya berbadan hukum. Saya juga belum punya modal untuk membeli komputer yang tidak gampang ngehang kalau saya gunakan untuk edit-edit gambar. Pokoknya, kendalanya adalah ada pada modal.

Makanya, karena saya butuh modal untuk usaha saya, saya ngeblog. Ya, lagi-lagi saya memanfaatkan gadget untuk mencari materi. Iya, dari ngeblog saya memang mendapatkan materi meskipun belum begitu banyak namun tetap saya syukuri. Rajin ikut ngontes tapi jarang menang, sekalinya menang girang sekali. Berusaha ngelamar job review ke branda sana-sini, eh tahu-tahu ada yang melamar dan ngasih job review. Alhamdulillah, ada pemasukan dari ngeblog. Akan tetapi ada kebutuhan lain dan lagi-lagi belum ada modal untuk mendirikan penerbitan indie.

Karena kurang modal itulah yang akhirnya menjadi alasan saya untuk ikut kontes blog yang diadakan MyRepublic ini. MyRepublic  yaitu  suatu jariangn fiber optik yang memberikan fasilitas internet ultra cepat sehingga memudahkan mereka yang bekerja menggunakan portal digital. MyRepbulic ini mempunyai banyak sekali produk, diantaranya : internet fiber broadband, TV kabel interaktif, gamer dan beberapa fitur unggulan. Selain itu, harga paketnya juga terjangkau, mulai dari Rp 259.000,-.

Harapan saya sih, saya bakalan nyantol sebagai salah satu pemenang kontes blog ini. Dan jika saya menang, saya ingin segera membangun bisnis penerbitan indie, lalu membukukan naskha-naskah saya. Jika sudah menjadi buku, sayapun bisa menjualnya via online dan memanfaatkan sosial media serta blog saya untuk promosi. Karena tak bisa dipungkiri, keberadaan sosial media dan blog itu memang menjadi media promosi yang paling simpel dan mudah dijangkau oleh semua kalangan. Secara ya, hampir setiap saat orang-orang membuka akun sosial medianya (hari gini siapa sih yang enggak punya sosmed?) dan hampir setiap saat pula orang-orang mengakses informasi yang ujung-ujungnya mendarat di blog.


Jika Saya Sudah Mempunyai Buku Berlabel Penerbit ARJUNA


Sedikit berkhayal tak mengapalah. Seandainya saya sudah berhasil memiliki penerbitan indie sendiri, lantas saya sudah banyak mempunyai buku-buku, pastinya saya ingin dong buku saya laris manis meskipun tidak mejeng di toko buku. Maka dari itu, saya harus gencar mempromosikannya di sosial media, kalau perlu mah bikin mini giveaway yang berhadiah buku-buku saya itu. Saya juga bisa loh mengadakan lomba review buku karya saya atau lomba narsis bersama buku saya. Banyak jalan menuju roma, banyak cara mempromosikan buku (bisnis saya) dengan memanfaatkan portal digital.

Selain itu, saya juga bisa bergabung dengan Channel NewAsia. Channel NewAsia yaitu TV channel berita yang berbasis berbahasa Inggris dan memberikan informasi kepada  pemirsa tidak hanya berita terbaru tetapi juga cerita-cerita di balik berita utama. Channel NewAsia juga  dilengkapi dengan kehadiran online di channelnewsasia.com, dan layanan media sosial seperti Facebook, YouTube dan Twitter. Bisnis utama lainnya Channel NewsAsia adalah produksi berita dan konten urusan saat dalam empat bahasa, Inggris, Melayu, Tamil dan Cina. konten ini diproduksi untuk Mediacorp televisi dan secara online platform, seperti Saluran hiburan massa 5, 8, U, dan saluran bahasa niche, Suria dan Vasantham.

Nah, dengan memanfaatkan portal digital dan kehadiran internet ultra cepat serta bergabung dengan Channel NewAsia, saya yakin bisnis saya akan cepat berkembang dan buku-buku saya bakalan laris manis. Kalau perlu malah menjadi best seller, terus ada sutradara yang meliriknya dan dapat kabar kalau karya saya mau difilmkan. *duh mimpi yang ketinggian.

Tak mengapa ya bermimpi, asal kita mau memperjuangkan mimpi itu dan meraihnya. Ya, semoga keinginan saya segera terwujud, saya bisa menjadi entrepreneurship yang bekerja cukup dari rumah saja. Aamiin.

Witri Prasetyo AjiCompetitionDiaryENTREPRENEURSHIP ALA MOMMY DIGITAL   ENTREPRENEURSHIP ALA MOMMY DIGITAL. Hidup di erag digital, di mana teknologi sudah menguasai, rasanya sayang banget jika tidak dimanfaatkan. Jangan sampai kita menjadi korban akan kemajuan teknologi, sebisa mungkin kitalah yang memanfaatkan teknologi. Dimanfaatkan Teknologi? Ya, dimanfaatkan teknologi. Kita bisa saja loh menjadi korban teknologi. Bukan kita yang...

Comments

comments