[CURHAT] : KETIKA PASANGAN DICINTAI ORANG

 

[CURHAT] : KETIKA PASANGAN DICINTAI ORANG. Ngeri enggak sih ketika kita mendapatkan fakta bahwa pasangan kita dicintai orang? Kalau dicintai sebatas dikagumi saja sih enggak apa-apa, tapi kalau dicintai dan berharap dimiliki? Apakah itu suatu hal yang biasa saja?

Pernah saya memberikan sebuah pertanyaan ke suami : “Yah, apa yang akan Ayah lakukan jika ada lelaki yang mencintai Mama?”

Pertama kali saya memberikan pertanyaan itu, suami sih kurang ngagas alias bodo amat. Dia menjawab dengan enteng, “Ya tergantung Mama. Kalau Mamanya enggak suka ya enggak apa-apa. Kalau Mama suka ya Juna sama Ayah. Sesuai perjanjian kita, siapa yang selingkuh dia bakalan enggak boleh sama Juna.” Udah, gitu doang. Padahal kan saya tanyanya serius, suami cemburu enggak gitu. Dan kayaknya sih dia enggak cemburu.

Etapi, pas saya nanya untuk kedua kalinya dan saya nanyanya serius. Suami jawab gini : “Ya Ayah bakalan mempertahankan Mama. Ayah kan sayang banget sama Mama…” dan jawaban ini berhasil membuat saya klepek-klepek.. hahaha… etapi, ternyata suami malah curiga, kenapa saya tiba-tiba bertanya begitu, adakah seorang lelaki yang tengah mendekati saya?

ENGGAK ADA!!! Saya kan isteri setia… heheh.. kalaupun ada, ya saya tetap setia sama Ayah dan Juna…

Sebenarnya ya, saya nanya seperti itu bukan tanpa alasan sih. Melihat beberapa teman-teman saya yang rumahtangganya hancur karena orang ketiga, jujur saya sedikit was-was sih. Yang namanya orang ketiga itu kan selalu ada, entah dia datang dari masa lalu ataupun masa depan.

Bahkan soal ini : APA YANG BAKALAN KAMU LAKUKAN JIKA PASANGANMU DICINTAI ORANG DAN BERHARAP DIMILIKI? Saya sampai mewawancarai ketiga teman saya loh. Dua orang wanita dan seorang lelaki. Ya, saya pengen tahu saja apa jawabnya.

Dari seorang teman saya yang ibu rumah tangga yang usia pernikahannya hampir sama dengan usia pernikahan saya, dengan entengnya dia menjawab : “Berbahagialah jika suamimu ada yang mencintai, berarti kamu yang menang.”

Saya Cuma senyum saja mendengar jawabannya. Kayak olimpiade saja pakai menang kalah. Hehehe… etapi kalau saya pikir-pikir sih, iya juga yaaa. Selain itu harusnya kan bangga kalau pasangan ada yang mencintai. Tapi… Kalau dicintai berharap dimiliki? Gimana kalau entar laki kita digoda terus tergoda? Poligami? Cerai? Oh, NO!

Terus, saya nanya dengan pertanyaan yang sama tapi agak serius. Si teman saya jawabnya juga serius. Katanya, dia bakalan galau, nangis iya karena katanya sama-sama cewek dan tahu apa yang dirasain. Dia bakalan kepikiran tapi dia akan memilih diam, biar suaminya yang ambil tindakan.

Dan lagi, saya Cuma manggut-manggut tapi kurang puas akan jawabannya.

Lantas, sayapun memberikan pertanyaan ke lain orang. Kali ini adalah ke teman sekantor yang usianya sudah berkepala tiga dan sudah menjalani biduk rumah tangga hampir 10 tahun lebih. Menurut saya, jawabannya sangat bijak karena Beliau sudah pernah mengalaminya dan bahkan sekarang, wanita yang semasa kuliah dulu mencintai suaminya tengah menjanda dan dalam waktu dekat ini habis bertemu.

Menurut Beliau, jika ada wanita yang mencintai suaminya etapi suaminya tidak mencintainya, ya enggak apa-apa. Yang penting kan hati suaminya. Kalau perlu mah kemesraannya ditambah biar suami enggak tergoda.

Etapi kalau suaminya mencintainya? Yasudah, Beliau tidak bisa hidup dengan lelaki yang hatinya bukan untuknya lagi. Buat apa diterusin? Hidup Cuma sekali, kenapa harus dibikin sakit?

Sementara jawaban lain saya dapat dari seorang lelaki. Awalnya sih dia ngasal saja jawabnya. Tapi setelah saya tekankan ini serius, akhirnya dia menjawab dengan serius.

Menurut dia, jika ada seseorang yang mencintai pasangannya, itu adalah ujian buat pasangannya. Tergoda atau tidak. Dan dia bakalan menyerahkan semuanya ke Tuhan. Karena dia yakin, kalau pasangannya itu memang jodohnya ya enggak bakal ke mana-mana. Tapi kalau bukan jodohnya, ya sudah.

Dari jawaban-jawaban di atas, dari ketiga teman saya dan suami saya, saya mendapat kesimpulan bahwa cara pandang atau cara berfikir seorang lelaki dan wanita itu sangat jauh berbeda. Lelaki lebih santai dan lebih memakai logika. Beda ya sama wanita, selalu main perasaan. Apalagi saya…


Lantas, bagaimana dengan saya ketika mendapati fakta ada wanita yang mencintai suami saya?


Argh, pertanyaan yang paling tidak saya suka. Yang jelas, kecemburuan itu pastia ada. Sedih juga ada. Meskipun sedikit bangga karena ternyata suami diidamkan oleh wanita lain. Tapi kalau boleh jujur, saya memilih tidak ada wanita yang mencintai suami saya. Entah wanita dari masa lalu ataupun masa depan, atau bahkan masa sekarang.

Buat saya, hati itu begitu rapuh. Mudah berbalik begitu saja. Kadang kesetiaan akan tergoda oleh satu cinta disaat kegundahan melanda. Sebagai seorang wanita, saya tahu banget bagaimana rasanya disaat tengah jatuh cinta. Bahkan seorang wanita yang tengah jatuh cinta mampu melakukan hal-hal di luar logika. Yups, ketika saya tengah menemui fakta bahwa suami saya dicintai seorang wanita, kecemasan dan kegundahan itu hadir. Mungkin saya akan memabndingkan diri ini dengan wanita itu, mungkin juga saya bakalan ngamuk ke suami dan menyuruhnya memilih dan banyak kemungkinan-kemungkinan lainnya…

Tapi, harusnya saya bersikap adil. Bagaimana dengan suami saya? Apakah dia mencintai wanita itu? Mengharapkannya? Atau mau menukarkan saya dengan dia? Kalau suami tetap berpegang teguh dengan cinta dan kesetiannya, bahkan bagi dia menikah itu Cuma sekali dengan saya, yasudah. Saya percaya dan menganggap wanita itu adalah godaan bagi keluarga kami dan menyerahkan segala kisah ini kepada Tuhan. Tapi jika suami juga mencintainya dan mengharapkannya? Saya tidak bisa berbagi suami, saya serahkan semuanya kepada Tuhan. Jika kami berjodoh, biarkan Tuhan menjadikannya kami satau sesuai suratanNya. Namun jika tidak, biarkan Tuhan membuat kami terlepas dengan caraNya yang begitu indah. meskipun sebenarnya adalah satu hal sulit bagi saya jika sampai kami terlepas. Kenapa? Apa karena cinta? Bukan! Tapi karena anak saya. Bagi saya, anak berhak mendapatkan keluarga yang utuh.


Lantas, bagaimana jika saya sendiri yang mencintai pasangan orang?


Naudzubillah. Saya adalah seorang yang sulit jatuh cinta. Apalagi saat ini, cinta saya sudah habis untuk keluarga, suami dan anak.

Etapi bukan itu yang mau saya ceritakan, posisi ini diperuntukkan tatkala saya masih melajang. Apakah saya pernah mencintai pasangan orang yang notabenenya adalah suami orang? Entah itu orang yang baru saya kenal atau bahkan mantan saya? Jujur, TIDAK PERNAH.

Seperti yang saya ungkap di atas, saya ini tipekal wanita yang sulit jatuh cinta. Ada 3 tipe lelaki yang sebisa mungkin saya jauhi : lelaki non muslim, brondong dan suami orang.

Sebagai seorang wanita, saya tidak ingin suami saya dicintai wanita lain. saya juga tidak mau dong mencintai suami orang. Kasihan isteri dan anak-anaknya.

Terus, bagaimana dengan mantan yang sudah menikah?

Mantan menikah, yuk berpesta. Saya punya cerita kurang mengenakkan tentang mantan. Adalah suatu anugerah tatkala saya mendapatkan kabar bahwa mantan saya menikah, makan-makan dong waktu itu. Bagi saya, mantan yang menikah adalah satu titik keamanan karena mantan tak akan mengganggu saya lagi. Apalagi mengingat cerita perpisahan kami yang kurang baik.


Jadi, kesimpulannya…


Suatu kebanggan dan kecemasan ketika pasangan kita dicintai orang. Tapi bagi pasangan yang terikat anak dan janji suci di depan penghulu, kesetiaan adalah nomor satu. Orang ketiga hanyalah satu titik ujian dalam rumah tangga. Yang jadi permasalahan bukanlah orang ketiga tersebut, tapi bagaimana pasangan kita menyikapinya. Karena ketika pasangan kita dicintai orang lain, itu bukan saja ujian bagi kita tapi juga ujian bagi pasangan kita.

Witri Prasetyo AjiDiaryCurhat: KETIKA PASANGAN DICINTAI ORANG   : KETIKA PASANGAN DICINTAI ORANG. Ngeri enggak sih ketika kita mendapatkan fakta bahwa pasangan kita dicintai orang? Kalau dicintai sebatas dikagumi saja sih enggak apa-apa, tapi kalau dicintai dan berharap dimiliki? Apakah itu suatu hal yang biasa saja? Pernah saya memberikan sebuah pertanyaan ke...

Comments

comments