REVIEW FILM : SURGA YANG TAK DIRINDUKAN 2

 

REVIEW FILM : SURGA YANG TAK DIRINDUKAN 2. Akhirnya, bisa nonton Surga Yang Tak Dirindukan 2 juga, hehehe. Setelah perjuangan panjang, pada tanggal 15 Januari 2017 lalu pas libur Pilkada kehabisan tiket di Paragon Mall dan Solo Square, akhirnya hari Minggu tanggal 19 Januari 2017 kemarin saya dan Pak Suami mendapatkan tiket di Solo Grand Mall, sekaligus beliin buku buat adik tersayang, sekaligus ngirit… wkwkwk… LOL.

Seneng sih banget, apalagi yang Surga Yang Tak Dirindukan pertama kemarin saya dibelikan novelnya sama Pak Suami meskipun enggak berhasil nontonnya. Tapi Alhamdulillah, seorang teman kantor bersedia download-in filmnya dan bisa deh nonton meskipun telatttt.

 

Baca : Review Novel : Surga Yang Tak Dirindukan

 

Baca : Review Film : Surga Yang Tak Dirindukan

 

Okelah, daripada kepanjangan curhatnya, langsung cuz review filmnya ajah yah. Soalnya nih, reviewnya ntar pasti juga terselip curhatan-curhatan baper gitu dech…

Film SYTD 2 ini menurut saya sih enggak terlalu serius seperti SYTD 1, secara di SYTD 2 ini ada adegan yang bikin ngakak. Berasa seperti roaler coaster tapi bukan #salamroalercoaster yah, nonton STYD 2 ini saya bisa ngakak tapi bisa langsung mewek karena baper. Iyah, tokoh Amran, Sheila dan Panji ini sukses bisa menghibur saya, tapi Arini dan terutama Nadia selalu berhasil membuat saya berkaca-kaca. Dan untung, Pak Suami enggak tahu kalau saya nangis… hehehe.

 

Sementara sosok Meirose, saya lebih suka Meirose di SYTD 2 ini, saya suka senyumannya. Berbeda dengan SYTD 1, di mana Meirose ini sedih melulu, tapi di SYTD 2 dia terlihat lebih baik dan tiada henti memancarkan senyuman dan I Like It.

 

SYTD 2 ini dibuka dengan kesibukan Arini dan Nadia yang mau ke Budapest. Arini sedang telpon-telponan dengan Pras yang masih dalam perjalanan. Tapi di tengah jalan, Pras mengalami kejadian yang sama persis dengan kejadian sewaktu dia membantu Meirose yang kecelakaan dahulu.

 

Awalnya sih si Pras ragu, antara mau nolongin apa enggak. Keinget cerita masa lalu dong, nolongin malah jadi nikahin yang akhirnya nyakitin hati isteri. Duh… Tapi sebagai manusia berhati, apa ya tega ninggalin orang yang tengah kecelakaan di jalanan sepi dan enggak ada orang. Alhasil, Pras nolongin dong meskipun dengan hati takut. Takut karena yang ditolongin cewek… takut terulang masa lalu kali, yah?

 

Sementara Pras nolongin wanita yang tengah kecelakaan, Arini dan Nadia sudah sampai di bandara dan siap terbang ke Budapest bersama Sheila (managernya). Pesawat sudah mau take off, tapi Pras tak kunjung datang meskipun akhirnya datang juga sih dengan dikawal pak polisi. Owng ternyata yang ditolongin itu anaknya polisi, hahaha…

 

Sampai di sini, cerita masih bikin senyam-senyum. Apalagi pas nyampai Budapest, ada sosok Panji yang sukses banget sebagai pengisi suara anjing. Disusul saat dia jadi pemandu wisata dan menjemput Sheila, Arini dan Nadia di bandara.

 

Cerita masih belum bikin baper sampai Arini berjumpa dengan dokter Syarief yang diperankan oleh Reza Rahardian. Tapi mulai rada gimana gitu setelah adegan Arini membacakan dongeng untuk anak-anak yang mengidap kanker terus meninggal.

 

Setelah cerita ini, Sheila, Arini dan Nadia berjuma dengan Meirose dan Akbar di masjid Darusalam.

 

Adegan  pas Arini tengah jalan-jalan sama Nadia terus Arini tiba-tiba jatuh seolah menjadi awal kebaperan saya. Dan ternyata… 2 tahun yang lalu diceritakan kalau Arini pernah menjalani operasi kanker rahim dan ternyata kanker itu sudah menyebar ke otak.

 

Saya sedih banget nget nget, ketika Arini meminta ke dokter Syarief agar dokter Syarief merahasiakan penyakitnya dari Pras dan Nadia. Terus, menolak kemoterapi seolah pasrah dengan takdir.

 

Yang bikin saya sedih itu, Nadia mendengar semua itu terus tanya ke dokter Syarief, apakah bundanya akan meninggal? Pas adegan di tangga itu saya langsung meleleh. Nangis dan malah bergalau halu. Beneran deh, gimana kalau terjadi ke saya? Terus Arjuna gimana? Apa yah saya bisa kayak Arini, menyerahkan Arjuna dan Pras suami saya (suami saya juga Pras loh, Prasetyo…) ke Mbak Mantan? *ehh… mulai halu, maafin…

 

Beneran saya mewek. Apalagi pas nonton yang Arini seranjang sama Nadia main boneka tangan, menceritakan tentang Putri Sabrina. Dari cerita itu, Nadia akhirnya tahu apa maunya Arini sebelum dia pergi. Menjadikan Meirose sebagai penggantinya.

 

Makanya, Nadia berusaha keras menyatukan Meirose dengan Pras. Mulai dari mengajari Akbar memanggil Pras dengan sebutan ayah sampai dengan membantu Meirose memasak masakan kesukaan Pras.

 

Cerita berlanjut. Pras menyusul Arini ke Budapest. Arini dan Nadia sudah tinggal di tempat Meirose dan menyuruh Pras menyusul ke tempat Meirose. Yah yah… adegan pas Pras menyusul Arini ke Budapest ini sedikit menghiburlah, soalnya ada tokoh Amran, Panji dan Sheila. Buat saya, ketiga tokoh ini kocak. Syukak di bagian pas ada mereka.

 

Permasalahan dimulai. Pras dan Meirose sebenarnya sudah sama-sama membuat surat gugatan cerai. Karena selama ini, mereka belum bercerai. Tetapi, Arini melarang perceraian mereka. Arini meminta agar Pras dan Meirose kembali. Sebenarnya, dari pihak Pras dan Meirose sendiripun menolak keinginan Arini. Apalagi dalam kehidupan Meirose ada dokter Syarief yang jelas-jelas sudah melamar. Tapi sayangnya, dokter Syarief bukan sosok seperti Pras yang  bisa menjadi imam yang baik. Wong dokter Syarief aja meminta Meirose untuk diislamkan.

 

Kebaperanpun dimulai, ketika Pras dan Arini menunggu Meirose di rumahnya. Ketika Arini ingin mengungkapkan maksud hatinya agar Meirose kembali pada Pras terus dokter Syarief tiba-tiba datang. Arini dan Pras terus pergi dan Arini pingsan di tengah perjalanan tepatnya di dalam kereta. Duh, hatiku seolah diremet-remet sewaktu nonton Pras menggendong Arini yang tak sadarkan diri menuju rumah sakit. Dan saya jadi ingat kejadian di suatu malam saat saya berantem dengan suami gara-gara mantan, saya sesak nafas karena diam dan Cuma nangis,  hujan gerimis saya digendong Pak Suami ke dokter. Yups, ingat banget saat itu pernikahan baru menginjak bulan-bulan pertama. Dokter Cuma bilang, itu semua ada karena pikiran saya yang belum ikhlas menerima masa lalu suami, iya ada satu hal yang selalu bikin ini ono ini ono tapi ya sudahlah toh saya sekarang sudah jauh lebih baik. Kesetiaan suami juga enggak bisa diragukan lagi, banyakin jalan-jalan dan isi dengan kesibukan-kesibukan. Yang lalu biarlah berlalu, saya enggak mau loro pikir…

 

Kembali ke SYTD 2 yah, adegan-adean selanjutnya bikin baper. Detik-detik di mana Arini akan pergi untuk selamanya. Arini meminta sholat berjamaah dengan Pras, Meirose dan Nadia. Arini mengingat awal kebersamaannya dengan Pras sampai dengan awal kedatangan Meirose. Hingga akhirnya, Arini pergi untuk selamanya…

 

Nangis bin baper, iyah. Tapi saya kurang setuju dengan endingnya. Pun dengan Pak Suami yang protes, kenapa Pras kembali dengan Meirose? Mbokyo biar Meirose nikah sama dokter Syarief terus Pras cukup hidup sama Nadia?

 

Nah loh… saya mpe nanya, kalau itu terjadi sama kita, ayah mau kembali sama Mbak Mantan atau nyari perempuan lain? jawabnya sih cukup hidup bersama Arjuna… wkwkw… buat dia, juga buat saya, nikah cukup sekali. Aamiin yah, semoga kami jodoh dunia akherat dan tidak ada pernikahan lain. aamiin.

 

Bahkan… sampai di jalan tetap deh kami bahas. Malah Pak Suami kebanyakan protes karena saya baper. Saya mempermasalahin kenapa Pras dan Meirose mesti kembali? Jadi dech berantem…

 

Yups, jujur nih film bikin baper sekaligus bikin ngakak. Beda sih ama yang saya pikirkan, Pras kalau enggak mau mbokyao enggak mau ajah. Jangan enggak mau terus mau? Katanya Arini enggak akan tergantikan?

 

Terus nih, yang jadi pertanyaan, apakah bakalan ada SYTD 2 Extention seperti Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck? Soalnya, saya lihat beberapa potongan film SYTD 2 ini tapi enggak ada difilmnya. Yah, ditunggu saja. Hehehe…

 

Untuk keseluran, okelah, nih film bagus dan banyak pelajaran yang bisa diambil. Seperti di SYTD 1, ketika poligami enggak bisa disalahin dan ketika kita bahagia, jangan lupa untuk berbagi.

Witri Prasetyo AjiReview FilmREVIEW FILM : SURGA YANG TAK DIRINDUKAN 2   REVIEW FILM : SURGA YANG TAK DIRINDUKAN 2. Akhirnya, bisa nonton Surga Yang Tak Dirindukan 2 juga, hehehe. Setelah perjuangan panjang, pada tanggal 15 Januari 2017 lalu pas libur Pilkada kehabisan tiket di Paragon Mall dan Solo Square, akhirnya hari Minggu tanggal...

Comments

comments