DENGAN KARYA, DUNIA MENGENALKU
DENGAN KARYA, DUNIA MENGENALKU
Saat ini, banyak sekali dibangun pabrik-pabrik baru. Bahkan pedesaan pun menjadi incarannya. Banyak sekali lahan warga, bahkan rumah warga yang terpaksa dijual untuk dibangun sebuah pabrik. Hal yang begitu, jujur saja ada dampak positifnya sekaligus dampak negatif. Dampak positifnya yaitu semakin banyaknya lapangan pekerjaan, namun dampak negatifnya adalah banyak warga yang kehilangan lahannya.
Tapi di sini, saya tidak akan membahas itu. Hanya saja saya sedikit kurang setuju, ketika banyak pabrik baru dibangun dan membutuhkan banyak karyawan, kenapa mayoritas yang dibutuhkan adalah karyawan wanita? Okey, saya tidak keberatan jika karyawan wanita itu masih melajang, tapi jujur saja saya kurang setuju jika karyawan itu ibu rumah tangga. Apalagi jam kerja yang dari jam 7 pagi sampai jam 8 malam, bagaimana dengan keluarga mereka? Kenapa pihak pabrik tidak memikirkan sejauh itu?
Iyaaa, saya sendiri seorang isteri juga seorang ibu yang kebetulan bekerja di sebuah SMP Swasta. Bekerja setengah hari saja sudah membuat saya sedih karena ada sebagian moment bersama anak yang hilang. Lantas, apakah ibu-ibu yang bekerja lebih dari 8 jam tidak merasakan kesedihan itu? Saya rasa, pasti merasakannya. Namun jika tuntutam harus bekerja, harus bagaimana lagi? Keadaan ekonomi setiap orang itu berbeda.
Yups… Saya tidak tidak menyalahkan ibu yang bekerja. Tidak. Hanya saja kurang setuju jika ibu bekerja seharian dan meninggalkan anak.
Padahal, zaman sekarang sudah semakin maju. Teknologi semakin berkembang dan bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Bahkan, banyak ibu-ibu yang bisa membantu suami mencari nafkah tanpa harus meninggalkan rumah dan anaknya. Bahkan, dengan dasteranpun, manfaatkan gadget dan internet para ibu itu bisa berpenghasilan jutaan rupiah.
Ah, itu untuk mereka yang berpendidikan tinggi…
So pasti ada yang menampik seperti itu dan bertanya bagaimana dengan yang hanya lukusan SMP atau SMA?
Kalau menurut saya, bekerja memanfaatkan gadget dan internet tidak harus berpendidikan tinggi. Asal mau belajar dan berusaha pasti semua ibu bisa.
Contoh pekerjaan yang bisa ibu lakukan dari rumah yaitu berjualan online. Bukankah sekarang belanja online lebih diminati daripada belanja offline? Ibu juga bisa berkarya. Iya, karya yang saya maksud contohnya adalah menulis. Karena kebetulan saya memang menyuikai menulos dan lebih bangga ketika ditanya orang apa pekerjaannya, saya dengen pedenya adalah penulis dan bloghger.
Tahukah ibu, menulis itu bukan bakat, tapi adalah sebuah proses. Berproses melalui rajin membaca karya dan berlatih.
Menulis tidak harus jadi penulis, tapi bisa juga jadi blogger. Bukankah sekarang blogger sudah diakui sebagai pekerjaan?
Jadi penulis atau jadi blogger memang tidak mudah. Tapi jika mau belajar, kenapa tidak? Bila berhasil, uang yang diperoleh juga lumayan. Yang lebih menyenangkan lagi, kita bisa menekuni dunia menulis dan perbloggeran tanpa harus meninggalkan anak. Itu yang terpenting dan menjadi impian masa depan, resign dari kantor, cukup menekuni menulia dan ngeblog tanpa harus meninggalkan anak,
Berkarya itu menyenangkan. Melalui karya, orang akan mengenal kita. Menulis itu membagi ilmu dan berbagi cerita. Yakinlah, bila kita sudah berkarya, maka perubahan akan kita dapatkan. Kita yang bukan siapa-siapa, akan dikenal dunia melalui karya yang kita hasilkan. Dan dalam karya tak pernah ada perbedaan kita dari suku apa, pendidikannya apa, itu tidak penting. Siapapun dia berhak berkarya.
Karya juga bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Contohnya saja, penulis. Penulis bisa menulis novel dan cerpen. Kalau ACC mayor, berapa jutanyang didapat? Begitu pula kalau menulis cerpen dan dikirim ke media, lolos seleksi, dapat rupiah lagi.
Itu hanya sedikit kisah tentang seorag ibu dan seorang karya. Ibu bisa berkarya itu hebat.
Dan tak cukup disitu, karya bukan sebatas menulis. Karya juga bisa berwujuf barang yang bisa ibu jual melalui online. Saya yakin, setiap wanita pasti mempunyai kelebihan. Jikamtak bisa menulis, sudahnpasti bisa berkarya lainnya, kan? Seperti contohnya memasak dan membuka jasa catering. Menjahit dan menciptakan model trend kekinian?
Yakinlah, berkarya itu tanpa batas. Karya itu mengenalkan dunia pada kita. Dan karya adalah contoh nyata sebuah perubahan yang mengikis perbedaan. So, mari berkarya dan biarkan dunia mengenalkan kita. Acuhkan perbedaan karena perbedaan itu adalah kekayaan. Inshaa Allah, semaikin banyak perbedaan, maka akan semakin banyak karya…
By : Witri Prasetyo Aji
https://diajengwitri.id/2016/01/25/dengan-karya-dunia-mengenalku/CompetitionLombaBlogDENGAN KARYA, DUNIA MENGENALKU Saat ini, banyak sekali dibangun pabrik-pabrik baru. Bahkan pedesaan pun menjadi incarannya. Banyak sekali lahan warga, bahkan rumah warga yang terpaksa dijual untuk dibangun sebuah pabrik. Hal yang begitu, jujur saja ada dampak positifnya sekaligus dampak negatif. Dampak positifnya yaitu semakin banyaknya lapangan pekerjaan, namun dampak...Witri Prasetyo AjiWitri Prasetyo Ajiwiti_nduz@yahoo.co.idAdministratorHappy Wife || Happy Mom || Author || Blogger || Ka. TU dan OPS SMP Islam Sudirman Ampeldiajengwitri.id - Lifestyle Blogger
iya sih, karena bangun pabrik butuh tanah. tapi kalau bangun tanah, apa bisa? 🙁
Hehee.. iyup … betul sekali… 😉
Yang agak sedih. Kenapa yg dicari karyawan wanita? Di tempatku skrg kebanyakan ibu kerja bapak momong… ;(
yah, zaman ini agaknya sudah perlu diperbaiki. :’)