3 LANGKAH MUDAH MENJADI KARTINI ERA DIGITAL LIFESTYLE
3 LANGKAH MUDAH MENJADI KARTINI ERA DIGITAL LIFESTYLE
3 LANGKAH MUDAH MENJADI KARTINI ERA DIGITAL LIFESTYLE. Digital lifestyle? Ya, digital lifestyle. Disadari atau tidak, kehidupan kita saat ini bisa disebut digital lifesyle.
Pengertian Digital Lifestyle
Digital lifestyle adalah gaya hidup digital yang berarti kebiasaan/rutinitas/gaya hidup seseorang yang melakukan beberapa aktivitas atau malah banyak ktivitasnya di dunia digital alias internet.
Dampak Digital Lifestyle
Dalam era digital lifestyle ini, tentunya ada dampak positif dan negatifnya.
Manfaat positif dari digital lifestyle yaitu kemudahan akses berbagai hal. Dengan adanya dunia digital / internet, kita bisa melakukan berbagai aktifitas contohnya belanja hanya dengan sekali klik, melakukan komunikasi dengan sangat murah, bahkan kita juga bisa berjumpa dengan sahabat lama di dunia digital, mendapatkan teman baru serta makin mudahnya mengakses informasi.
Sementara dampak negatif dari digital lifestyle yaitu jika kita tidak bijak menggunakan sarana yang ada d iinternet ini, bisa saja kita kecanduan dan melupakan apa yang harus kita selesaikan di dunia nyata. Selain itu, jika kita kurang berhati-hati, kita juga akan tertipu. Tak bisa dipungkiri, banyak penipuan yang hadir di dunia digital, terutama melalui akun sosial media.
Penyebab Kehadiran Digital Lifestyle
Digital lifestyle ini hadir karena adanya perkembangan teknologi. Digital Lifestyle muncul seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi sekarang. Teknologi ada untuk memudahkan pekerjaan manusia, beberapa tahun sebelum teknologi berkembang, sebelum munculnya sosial media dan aplikasi chatting. Untuk berkomunikasi jarak jauh orang-orang harus menelepon / SMS yang lumayan mahal jika berbeda provider, apalagi jika antar negara. Sementara sebelum hadirnya handphone, untuk mengabarkan suatu informasi saja kita harus berjumpa/bertemu, dan untuk yang di luar kota harus berkirim surat yang sampainya berhari-berhari.
Pengalaman saya, di dunia digital
Jujur saja, saya adalah seorang yang tergolong lumayan baru di dunia digital. Karena masa SMA saya tidak ada pelajaran menyakut internet. Friendster ataupun email, saya juga tidak punya.
Mengenal sosial media (facebook) di tahun 2009, itu membuatnyapun memakai nomor hp dan di hp Nokia N70 saya. Hingga akhirnya tahun 2010, saya yang buta akan internet berani kuliah di Fakultas Tehnik Informatika. Kalian tahu, kala itu saya belum punya leptop, mengerjakan tugas harus ke warnet. Dan kala itu, saya belum paham tentang ‘open new tab’ ataupun ‘open new windows’. Buka mbah google dan nyari infonya masih asal. Wua, bisa dibayangkan betapa katroknya saya kala itu.
Dan kalian tahu, setiap ke warnet saya malah buka sosial media (facebook), hehehe. Dan karena alasan tugas kuliah pula, saya akhirnya membuat email untuk pertama kalinya.
Sementara saat di kampus, saya juga sering loh pinjam leptop teman lalu dijelasin soal ‘open new tab’ ataupun ‘open new window’. Bahkan, saya ingat, saya juga diajari sama teman sewaktu mengganti login facebook dari memakai no hp sampai berganti email. Dan, paling ingat lagi pas seorang teman tahu kalau saya suka menulis lalu saya disarankan untuk membuat blog serta diajari membuat blog, padahal saya waktu beneran gaptek.
Tahun 2011 saya sudah mempunyai leptop—tapi belum punya modem, sehingga kalau mau internetan saya harus mencari wifi. Nah, dari internet akhirnya saya banyak belajar. Saya yang kepoan dan suka coba-coba, akhirnya beljar otak-atik blog secara otodidak, bahkan berbagai akun sosial mediapun saya coba.
Waktu kian berlalu, perkembangan teknologi semakin maju. Saya tidak mau ketinggalan zaman. Tahun 2013 dibelikan tablet sama Babe. Nah loh, kehadiran android kembali membuat saya kepo dan mencoba hal-hal baru. Sayapun akhirnya semakin mudah belajar.
Dan kini, saya yang setiap harinya bergelut dengan leptop serta tablet, seolah dimanfaatkan teknologi lantaran saya tidak bisa bekerja tanpa kedua barang tersebut. Kesibukan menjadi seorang tata usaha yang setiap harinya bekerja menggunakan leptop, bergantung pada internet karena setiap surat atau informasi dari dinas dikpora disampaikan melalui blog serta hobi menulis dan ngeblog yang juga berhubungan dengan teknologi.
Lantas, bagaimana menyikapi kehadiran digital lifestyle
Menyikapi kehadiran digital lifestyle adalah dengan mengikuti perkembangannya. Sebagai seorang perempuan, saya menyarankan agar perempuan era sekarang tidak malas untuk mengikuti perkembangan teknologi. Kenapa saya bilang demikian? Karena perempuan itu calon isteri dan calon ibu. Perempuan harus pintar karena mengurus anak (meski banyak juga anak yang dirawat babysitter sih). Perempuan yang mengajari anak-anaknya dari belajar ngomong sampai belajar etika, makanya harus pintar. Dan satu lagi, perempuan harus melek teknologi apalagi era sekarang eranya digital lifestyle. Apalagi ya, pendidikan sekarang juga tidak jauh loh dari teknologi. Anak nyari materi pelajaran juga melalui mbah google, terus kalau ibunya tidak bisa, bagaimana? Selain itu, perkembangan teknologi kian pesat, kehadiran smartphone sudah merajalela, bahkan anak TK saja mainannya sudah tablet, kalau ibunya tidak bisa, bagaimana mengawasi anaknya bermain?
Baca : Suara Hati Mamah Muda di Hari Kartini
Dan saya juga punya cara untuk para perempuan Indonesia, para penerus pejuang Kartini untuk mengahadapi digital lifestyle. Ya, ada 3 cara menjadi Kartini era digital lifestyle :
- Jangan lelah belajar
Jadi perempuan, apalagi kalau sudah jadi isteri atau jadi seorang ibu, jangan pernah lelah belajar dan belajar. Belajar tidak harus di sekolah atau pendidikan tinggi kok, belajar bisa dari mana saja. Mulai dari membaca buku, buka-buka artikel di internet sampai dengan jangan malu bertanya pada yang lebih tahu.
Yes, jadi perempuan memang harus rajin belajar. Banyak hal yang semestinya perempuan tahu. Apalagi menjadi isteri dan ibu, perempuan seolah dituntut menjadi dokter anggota keluarga sakit, jadi akuntan yang mengatur keuangan keluarga, jadi guru yang mengajari anak segala hal, jadi koki yang menyiapkan makanan untuk keluarga, jadi pembantu yang siap membereskan dan membersihkan rumah, jadi satpam yang menjaga anak-anaknya.
Nah, dari kesekian hal di atas, jadi perempuan jangan mudah berpuas diri. Jadi perempuan harus haus akan ilmu. Belajar be;ajar dan terus belajar. Semakin banyak ilmu semakin banyak pengetahuan dan jadilah isteri dan ibu yang hebat buat anak-anaknya.
- Mengikuti perkembangan zaman
Hari gini perempuan buta teknologi? Jangan dong, plis. Yuk para perempuan Indonesia, para penerus perjuang Kartini, mari melek teknologi. Setidaknya para perempuan bisa mengoperasikan smartphone. Kenapa saya bilang bisa mengoperasikan smartphone? Ya biar tidak gaptek, kalau anaknya nyari tugas tapi ibunya tidak tahu jawabannya, bisa dong nanya ke mbah google. Atau kalau anaknya main smartphone, setidaknya ibunya tidak diakalin karena ibunya juga. Coba ibunya tidak bisa smartphone, tapi anaknya minta smartphone dan dibeliin, eh bilang ke ibunya ngerjain tugas tapi kok malah main games atau buka situs yang negatif. Oh NO!
Jadi perempuan zaman sekarang saya sarankan juga melek sosial media. Kenapa? Karena banyak hal atau pengetahuan yang bakalan kita dapatkan dari sosial media. Banyak infomarsi yang sering dishare melalui sosial media. Dan di sosial media juga banyak grup-grup yang saya rasa bermanfaat sekali bagi kaum perempuan.
Etapi, melek sosial media juga harus berhati-hati loh ya? Para perempuan harus bijak dalam menggunakan sosial media. Sebisa mungkin sih bersosial medialah yang positif. Seperti contohnya bergabung dengan grup-grup bermanfaat. Jangan brsosial media Cuma untuk curhat mengeluh (meski saya juga pernah sih) atau menyindir yang jadinya malah perang status, eh atau malah terjerat dengan lelaki-lelaki yang belum dikenal.
Bersosial media juga harus pintar memilah teman loh. Sekarang mah banyak sekali penipuan melalui sosial media. Kalau di add oleh akun yang tidak kenal, pikirkan ulang sebelum meng-accept-nya.
- Yuk mari menulis
Menulis, menulis dan menulis. Para perempuan, ayuk mari menulis. Dengan menulis, Insha Allah ilmu kita akan bermanfaat dan karya kita akan abadi. Dengan menulis, orang akan mengenal kita dan bahkan kita juga bisa berpenghasilan dari menulis, loh.
Baca : Mama Cantik Itu Yang Bisa Menulis
Dan seperti yang Mak Injul (Indah Julianti) bilang sewaktu kopdar Kumpulan Emak Blogger Solo, jadi perempuan itu harus menghasilkan, setidaknya menghasilkan tulisan dan ada yang membacanya. Hehehe.
Di mana perempuan menulis?
Perempuan sudah melek sosial media, pasti identik menulis status. Nah, para perempuan bisa menulis dimulai dari menulis status loh. Coba deh, kumpulin status-status yang pernah ditulis di sosial media, kalau dikupulin bisa jadi postingan yang panjang loh. Kalau sudah begitu, postingan panjang bisa ditulis di note facebook atau membuat blog. Tidak ada salahnya kok menulis di sosial media apalagi blog, sekarang kan era digital lifestyle, bakalan banyak yang membaca tulisan kita loh.
Apa yang perempuan tulis?
Banyak hal yang bisa ditulis dan dibagikan. Mulai dari kisah hidup atau membagi ilmu yang kita miliki. Saya yakin, setiap tulisan itu pasti bermanfaat bagi yang membacanya. Bahkan sekedar tulisan curahan hati, itu ada manfaatnya loh. Dari membaca curahan hati seseorang atau kisah hidup seseorang, kita bisa mendapatkan pelajaran berharga dan pengalaman. Kita juga bisa ‘ngaca’ kalau hidup itu beraneka. Hidup tidak hanya terang atau gulita, tapi terkadang hidup juga abu-abu.
Baca : Belajar Ilmu Kehidupan Dari Para Blogger
Nah, para perempuan Indonesia, para Kartini era digital lifestyle, yuk mari ikuti perkembangan zaman. Jadi perempuan yang pintar, melek teknologi dan mengahsilakan.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis Konten Viral “Digital Lifestyle” supported by Indihome
Witri Prasetyo Aji
https://diajengwitri.id/2016/04/24/3-langkah-mudah-menjadi-kartini-era-digital-lifestyle/Competition3 LANGKAH MUDAH MENJADI KARTINI ERA DIGITAL LIFESTYLE 3 LANGKAH MUDAH MENJADI KARTINI ERA DIGITAL LIFESTYLE. Digital lifestyle? Ya, digital lifestyle. Disadari atau tidak, kehidupan kita saat ini bisa disebut digital lifesyle. Pengertian Digital Lifestyle Digital lifestyle adalah gaya hidup digital yang berarti kebiasaan/rutinitas/gaya hidup seseorang yang melakukan beberapa aktivitas atau malah...Witri Prasetyo AjiWitri Prasetyo Ajiwitinduz2@gmail.comAdministratorHappy Wife Happy Mom Author Bloggerdiajengwitri.id - Lifestyle Blogger
Suka quotes nya menulis untuk berbagi, menulis untuk keabadian.. Semangat Mba Witri
Semangat juga Mak Ety…
Bener banget… Jadi perempuan jaman sekarang gak boleh ketinggalan jaman. Kartini masa kini bukan hanya nongkrong di dapur. Tapi harus paham juga dunia luar termasuk digital lifestyle.
Betul sekali…
Setuju dengan mak Injul : jadi perempuan harus menghasilkan, setidaknya menghasilkan tulisan dan ada yang membacanya.. 😀
Betul sekali… :
Dan dari tulisan ada yang bisa menghasilkan uang,,, hehehe *mata langsung ijo
tahun 2009 di jogja sudah tidak terlalu populer warnet. di sini warnet sangat populer pada awal tahun 2000 an 🙂
tempat saya masih, Mas. Anak SD, SMP atau SMA biasanya ngerjain tugas. Tapi ada yg cuma main game saja…
sampai sekarang pun warnet masih populer di kota saya. di daerah saya hampir ada 3-4 di tiap desa. soalnya para pelajar2 masih memanfaatkan warnet untuk mengerjakan tugas dll.
Kalau tempat saya, desa gg ada warnet Mbak. Paling enggak harus ke daerah kecamatan.. hehe
pintar-pintar memanfaatkan kecanggihan teknologi
apalagi seorang perempuan, hhhee
sukses ya mbak say ^_^
Betul sekali Rohmah 🙂
Kayaknya kita kenal Facebook barengan deh mbak..
tahun 2010an..
aku tau googling dan browsing itu diajarin adek, hehe
Heheheh.. zaman SMA belum kenal yaa, Mbak… samaaa 🙂
yang pasti tetep selalu belajar ya mbak. Setuju banget sama langkah-langkahnya mbak 😀
Harus itu, Mbak… 🙂
Setuju, mbak! Perempuan masa kini, harus melek teknologi. Selain untuk bisa meningkatkan aktualisasi diri, juga bisa dijadikan bekal untuk mendampingi anak-anaknya. Jangan sampai anak-anak lebih pintar menggunakan teknologi daripada ibunya. Takutnya nanti malah salah dalam penggunaannya ya, mbak 🙂
Lah iya, perempuan kudu pinter demi anak anak, bukan untuk memintari suami.
Hehehe
Kalau dulu bingung buka new tab dan new window, skrng mah dah jago blogging ya Mbak Witri? hehehe sukses GA-nya 😀
Belum jago,Mbak…
Calon jsgo, Aamiin.
Hehehe
Keep high spirit dong mbk Witri,baca artikelnya jadi inget jadul kuliah gk punya laptop n wifi mesti larinya ke Warnet.Sukses untuk kontesnya y mbk
Hehehe.. iyaaa
Tapi tetep semangat 🙂
mau ikutan dah telat ya mbak.kemaren aku kebanyakan edit2 blog sampai lupa nulis.
Heheh.. aku yang telat yang dari teknojurnal, yang DL tanggal 22 kemaren, sering kelupaan DL… hehe
iya bener nih, harus bisa melek teknologi di era digital sekarang ini.
Betul sekali Mbak, biar enggak ketinggalan zaman 🙂
Ayo menulis Mba Witri 🙂
menulis punya banyak manfaat dan dengan menulis pemikiran kita akan abadi 🙂
Betul sekali, semangat menulis… 🙂
mbak witri, aku yang backgroundnya pertanian awalnya gak mudeng sama istilah dalam blogging, tapi kalo kita gak mau ikut perkembangan zaman ya bakal ketinggalan, akhirnya dikit dikit aku paham sekarang
Ah, Mbak Ev mah ngeblognya sudah jago
Artikel-artikelnya keren, infografisnya juga
Meski banyak belajar dari Mbak Ev, nih 🙂
Yang pasti jangan sampai berhenti nulis 😀
Siap Mbak Nisa, semangat menulis 🙂
Jangan lelah belajar ya, aku kadang malah senengnya diceritain kalau sekrang, apa sich perkembangan sekarang, hehee..sibuk nyucii ma nyetrika
Hehehe.. aku juga suka diceritain
Tapi kalau aku cerita, maunya juga ada yang dengerin… hehehe