TERPENDAM: CERITA SI MATA COKELAT
TERPENDAM: CERITA SI MATA COKELAT
Pandangan terus menunduk, sayu
Tiada mampu mengucap kata
Tapi dia menguraikan sebuha cerita duka
Senyum yang dulu merakahpun, kini layu
Diam, diam, diam dan menunduk pilu
Tiada pernah mulutnya mengungkap kata
Senyumannyapun layu
Hanya diam tanpa kata
Pandangan terus menunduk, sayu
Tiada mampu mengucap kata
Tapi dia menguraikan sebuha cerita duka
Senyum yang dulu merakahpun, kini layu
Andai dia mau berkata
Mungkin semua akan tahu apa yang dia rasa
Tapi mungkin, dia terlalu pengecut untuk berkata
Kejujuran hanya akan mengukir luka
Sepi dan sendiri itu pelipur lara
Toh berdua dalam satu janji setia dan cinta
Bukan jaminan bahagia
Ya, andai dia mau berkata
Mungkin semua akan tahu apa yang dia rasa
Tapi mungkin, dia terlalu pengecut untuk berkata
Kejujuran hanya akan mengukir luka
Maaf, jika diam adalah pilihan yang utama
Bukan lagi takut, mungkin lelah merasa kecewa
Maaf, jika diam adalah pilihan yang utama
Pada nyatanya, jujur hanyalah pengukir luka
Ampel, 9 Juni 2016
10 : 55
Dan kembalilah pada dia yang menanti
Karena mungkin dialah jodoh sang jodoh sejati
https://diajengwitri.id/2016/06/09/terpendam-cerita-si-mata-cokelat/PuisiTERPENDAM: CERITA SI MATA COKELAT Pandangan terus menunduk, sayu Tiada mampu mengucap kata Tapi dia menguraikan sebuha cerita duka Senyum yang dulu merakahpun, kini layu Diam, diam, diam dan menunduk pilu Tiada pernah mulutnya mengungkap kata Senyumannyapun layu Hanya diam tanpa kata Pandangan terus menunduk, sayu Tiada mampu mengucap kata Tapi dia menguraikan sebuha cerita duka Senyum yang dulu merakahpun, kini...Witri Prasetyo AjiWitri Prasetyo Ajiwitinduz2@gmail.comAdministratorHappy Wife Happy Mom Author Bloggerdiajengwitri.id - Lifestyle Blogger

wihhh suka berpuisi rupanya mbak Witri, orang suka puisi biasanya romantis euy
Ah, masa sih
Ehehe…
Cie cie …
Ini puisi apa curhat, Mak? ^^
Duaduanya Mak Hana…hehe
Siapa tuh mbak si mata coklat, hayooo
Duh, siqpq ya? Takcarinya dulu Mak…
Kembalilah pada dia yang menanti. Karena mungkin dialah jodoh yang sejati. 🙂
Manisnya.
Hah… manis?
Manis di sebelah mananya, ya?
Hehehe
Weh, pandai bikin puisi pula Mba Witri.
Mataku hitam, berarti bukan aku ya
Makin hari, puisimu makin cantik, ya? ^^
Duh.. mbak Nisa bikin saya jadi malu… *eh