SADAR IMUNISASI, KENALI VAKSIN DAN CEGAH PENYAKIT BERSAMA IN HARMONY CLINIC

 

SADAR IMUNISASI, KENALI VAKSIN DAN CEGAH PENYAKIT BERSAMA IN HARMONY CLINIC. Di mana-mana yang namanya mencegah itu lebih baik daripada mengobati. Apalagi kalau sudah pernah punya riwayat sakit.

Saya sendiri, sewaktu berusia 16 tahun pernah sakit yang lumayan parah. Saya mengalami kekurangan albumen. Gejalanya waktu itu bengkak-bengkak, mulai dari wajah hingga seluruh tubuh. Jadi sewaktu sakit, saya itu gendut banget tapi gendutnya enggak sehat.

Saya sempat dirawat di rumah sakit selama 2 minggu dan mengalami pengobatan rawat jalan selama 2 tahun. Makanan yang wajib saya makan adalah putih telur dan ikan yang kayak ular itu, saya lupa namanya *maafkeun.

Semenjak sakit itu, saya benar-benar menjaga pola makan. Saya yang dulu suka ngemil dan minum-minuman bersoda pun saya kurangi. Benar-benar menjaga pola makan.

Etapi siapa sangka sih, menjelang hari pesta pernikahan saya sakit. Awalnya saya merasa kecapekan saja karena saya kerja plus ngurus serba-serbi pernikahan. Terus bolak-balik ke rumah suami juga (saya ijab qabul dulu baru pesta). Hingga akhirnya saya cuti selama 10 hari dari kantor.

Iya, awalnya saya ke dokter dan katanya Cuma gejala tifus. Harus banyak istirahat. Tapi siapa sangka sih, sakit enggak kunjung sembuh malah ditambah alergi obat yang berakibat gatal-gatal tuh telapak tangan dan telapak kaki hingga mengharuskan saya ke dokter kulit padahal besok mau jadi ratu sehari. Belum lagi badan masih lemes dan orang tua panik luar biasa. Hingga malam menjelang pesta pernikahan, orang tua serta suami harus membawa saya ke dokter yang menangani saya sewaktu sakit (kurang albumen).

Dan, hasil lab pun menunjukkan saya terkena Hepatitis A atau penyakit kuning. Dan kala itu saya mengidap Hepatitis A stadium 1 alias pendahuluan, di mana saya merasa letih, lesu, demam, kehilangan selera makan dan mual. Antara percaya dan tidak percaya. Dan untung saja waktu itu saya belum hamil. Dan semenjak didiagnosa saya sakit hepatitis, hubungan sama suamipun mulai dijaga. Jangan sampai hamil dulu. Secara hepatitis itu bahaya, kan bagi ibu hamil.

Konon, Hepatitis A ini merupakan jenis hepatitis yang di tularkan melalui makanan dan minuman yang suda terkontaminasi. Maklum, kala itu saya suka banget jajan sembarang. Apalagi kalau di kantor, saya kan jarang bawa bekal. Sehingga penularannya melalui oral biasanya. Hanya mengenai 1% saja dari sampel 1000 orang. Bahkan biasanya tidak ada tindak lanjut kronis, dan penyembuhannya menggunakan imunnitas. Meski begitu, penyakit ini tetap saja harus di wapadai.

Hepatitis A itu dapat dicegah kok, caranya :

  1. Pola Hidup Sehat dan Bersih  : tidak jajan sembarangan (kalau ini saya banget yang masih suka jajan sembarangan)
  2. Jagalah higiene dan sanitasi lingkungan sekitar Anda dengan baik.
  3. Bisa mungkin, berikanlah vaksinasi hepatitis A

Dan semenjak saya tahu kalau ada vaksin Hepatitis A, saya jadi lebih waspada. Karena saya sudah pernah terserang Hepatitis A, saya sudah memiliki kekebalan alami, sehingga tidak perlu vaksin.

Tetapi bagaimana dengan orang-orang di sekitar yang belum pernah dan jangan pernah terserang Hepatitis A?

Tenang, sekarang sudah ada kok vaksin Hepatitis A. Vaksin Hepatitis A ini dianjurkan untuk diberikan  2 dosis dengan interval minimal 6 bulan. Remaja yang belum divaksinasi dan tinggal di komunitas yang memiliki angka infeksi virus hepatitis A dan kejadian luar biasa hepatitis A harus divaskinasi. Makanya saya cerewet banget sama orang-orang sekitar, secara saya pernah terserang penyakit ini.

Dan berawal dari kisah saya itu, makanya saya itu sadar banget dengan yang namanya imunisasi dan vaksin. Bukan Cuma vaksin Hepatitis A saja loh, tapi vaksin dan imunisasi TT itu juga penting loh bagi perempuan, apalagi perempuan yang mau menikah.

Apakah saya juga imunisasi TT?

Iya, saya imunisasi TT sampai selesai. Kalau biasanya teman-teman saya Cuma imunisasi pertama (di awal mau nikah) dan menjadikannya syarat biar bisa menikah, saya tidak. Saya tetap melanjutkan imunisasi TT sampai 5 kali.

Memangnya apa manfaat imunisasi TT?

Suntik TT (Tetanus Toksoid) disebut juga vaksin TT, adalah tindakan memasukkan racun tetanus yang telah dinonaktifkan. Cara ini akan membuat tubuh lebih kebal terhadap tetanus karena sudah ‘belajar’ membuat antibody terhadapnya. Saat antibodi telah terbentuk, jika suatu saat terluka dan kemasukan bakteri tetanus, tubuh lebih cepat membentuk antibody karena sudah diperkenalkan sebelumnya.

Sementara tetanus sendiri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Bakteri ini masuk ke tubuh melalui luka lalu mengeluarkan racun ke tubuh orang yang telah diinfeksi. Racun yang dihasilkan bisa merusak system syaraf dan sumsum tulang belakang.

Apabila seorang perempuan sudah mendapatkan imunisasi TT, maka perempuan tersebut akan terlindungi dari penyakit TT selama 25 tahun.

Nah, bagi perempuan yang mau menikah memang saya sarankan sekali untuk suntik TT ini. Karena besar sekali manfaatnya.toh suntik TT itu biayanya murah sekali.

Dan sebenarnya bukan hanya suntik TT saja loh, imunisasi yang disarankan bagi perempuan yang akan menikah. Tapi ada imunisasi lainnya, seperti :

  1. Imunisasi HPV = diberikan 3 kali (0 bulan-1/2 bulan-6 bulan). Vaksin ini diperuntukkan dalam mencegah kanker serviks pada wanita.
  2. Imunisasi Hepatitis A dan B =diberikan 3 kali dengan jadwal yang sama seperti vaksinasi HPV. Sebelum memvaksin sebaiknya dilakukan pemeriksaan darah Hbs Ag dan Anti HbS.
  3. Imunisasi Varicella / cacar air = diberikan 1 kali untuk mencegah penularan saat hamil ke bayi yang dikandung. Tidak bisa diberikan saat hamil.
  4. Imunisasi MMR = diberikan 1 kali. Untuk mencegah Rubella saat kehamilan yang bisa menyebabkan bayi lahir cacat dan mencegah infertilitas pada pria/ wanita. Tidak bisa diberikan saat hamil.

Setelah tahu serba-serbi tentang imunisasi, mengenali vaksin dan manfaatnya, saya tetap berlanjut keukeuh imunisasi untuk Arjuna (anak saya). Setidaknya Arjuna harus mendapatkan imunisasi dasar. Meskipun saya sempat galau gegara banyak berita yang bicara kalau imunisasi itu haram, vaksin itu ada kandungan babinya dan bla-bla. Tapi menilik dari pengalaman pribadi yang pernah sakit, rasanya imunisasi dan vaksin adalah solusi tepat dalam hal pencegahan penyakit.

Dan kalau memang ada imunisasi dan vaksin tambahan demi kesehatan dan masa depan Arjuna, kenapa tidak? Toh bagi saya mencegah itu lebih baik daripada mengobati.

Lantas, di mana bisa mendapatkan imunisasi dan vaksin?

Menurut saya tergantung, imunisasi apa? Vaksin apa? Toh, ada imunisasi dan vaksin yang bisa didapat di bidan atau puskesmas, tapi ada juga imunisasi dan vaksin yang hanya bisa didapat di dokter.

Etapi ya, semisal mau tahu lebih lanjut seputar imunisasi dan vaksin, bisa banget Idan kunjungi web In Harmony Clinic.

In Harmony Clinic adalah suatu klinik yang berkomitmen untuk menjadi pelopor klinik imunisasi dan vaksinasi terlengkap, terdepan, serta pengembang layanan preventif terkemuka di Indonesia, dengan jangkauan pelayanan terluas di Indonesia. One stop solution, yang menjadi target banyak bisnis di dunia, juga menjadi impian manajemen In Harmony Health Clinic, dengan tersedianya segala layanan medis dan alternatif yang terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.

Nah, makanya, sebagai generasi muda khususnya perempuan, yuk sadar imunisasi dan kenali vaksin serta manfaatnya. Timbang-timbanglah antara manfaat dan kerugiannya. Karena bagaimanapun juga, MENCEGAH ITU LEBIH BAIK DARIPADA MENGOBATI.

Jangan sadar imunisasi setelah terjangkit, enggak baik. Jangan menunggu sakit baru diobati. Lagipula ya, biaya pencegahan itu jauh lebih murah dibandingkan dengan biaya perawatan loh.

Referensi :

http://hamil.co.id/kehamilan/kesehatan-bumil/bahaya-hepatitis-bagi-ibu-hamil

Home

http://bunda.co/suntik-tt-untuk-calon-pengantin-wanita/1353/

http://www.alodokter.com/komunitas/topic/vaksin-sebelum-menikah/

 

Witri Prasetyo AjiCompetitionSADAR IMUNISASI, KENALI VAKSIN DAN CEGAH PENYAKIT BERSAMA IN HARMONY CLINIC   SADAR IMUNISASI, KENALI VAKSIN DAN CEGAH PENYAKIT BERSAMA IN HARMONY CLINIC. Di mana-mana yang namanya mencegah itu lebih baik daripada mengobati. Apalagi kalau sudah pernah punya riwayat sakit. Saya sendiri, sewaktu berusia 16 tahun pernah sakit yang lumayan parah. Saya...

Comments

comments