BURSA SAJADAH BERBAGI BERSAMA SANTRI RUMAH SETIA

 

BURSA SAJADAH BERBAGI BERSAMA SANTRI RUMAH SETIA. Berbagi itu indah, berbagi itu menambah, iya enggak? Alhamdulillah, pada hari Jum’at tanggal 18 November 2016 kemarin saya dan teman-teman blogger (Pak Danang, Mak Ana, Mbak Hana dan Mbak Aya) diberi kesempatan untuk meliput acara bersama Bursa Sajadah Solo. Acara apalagi kalau bukan acara berbagi.

Hari itu, saya berangkat dari rumah pukul 12.oo WIB siang, saya bersama adik saya sebagai teman dalam perjalanan. Saya yang belum tahu tempatnya, sudah janjian sama Mak Ana di depan Pabrik Tifontex. Kami lalu berangkat bersama.

Sesampainya di TKP, kami disusul dengan kedatangan Pak Danang, lalu Mbak Aya. Tapi kami heran, kok masih sepi, ya? Langsung dong, saya menghubungi Pak Rudi selaku perwakilan Bursa Sajadah Solo. Dan ternyata, berpindah tempat. Kamipun langsung menuju TKP yaitu Rumah SETIA Senyum Yatim Indonesia di Jalan Kencur No. 125 Laweyan Solo.

Sebelum saya bercerita tentang kegiatan berbagi bersama Bursa Sajadah, saya mau menjelaskan terlebih dahulu tentang Bursa Sajadah. Bursa Sajadah adalah toko pusat perlengkapan muslim dan oleh-oleh haji/umrah. Beroperasi sejak tahun 1998, dan Alhamdulillah terus tumbuh dan berkembang.  Hingga saat ini memiliki 8 kantor cabang yang tersebar di 7 kota yaitu  Bandung (2 cabang), Bekasi, Bogor, Jakarta, Malang, Solo dan Surabaya.

Untuk meningkatkan pelayanan dan memberikan kemudahan berbelanja,   Bursa Sajadah juga telah membuka layanan belanja online (www.bursasajadah.com) dan fasilitas mobile store. Saat ini leih dari 7000 produk bisa diperoleh di Bursa Sajadah. Bahkan, tidak jarang, Bursa Sajadah kerap memberikan diskon spesial dan bonus untuk pelanggan yang setia. Keanggotaan (membership) juga diberikan Bursa Sajadah untuk membangun kemitraan dan hubungan yang sinergis dengan para pelangganya yang tersebar di berbagai kota.

Nah, setelah berkenalan dengan Bursa Sajadah, sekarang saatnya saya bercerita tentang kegiatan kemarin. Hmm, pertama-tama adalah sambutan dari Ketua Pembina Rumah SETIA yaitu Ust. Ian. Sambutan dari Ust. Ian tidak lama, Beliau hanya mengucapkan berterima kasih atas bantuan dari Bursa Sajadah dan berterima kasih juga pada teman-teman blogger yang telah meliput.

Setelah sambutan dari Ust. Ian, dilanjutkan dengan sambutan dari Bapak Rudi Abu Faqih selaku perwakilan dari Bursa Sajadah cabang Solo.

Dan setelah Ust. Ian dan Pak Rudi memberikan sambutan, acara selanjutnya adalah pembagian merchandise dari Bursa Sajadah. Setiap santri mendapatkannya. Dan sebagai simbolis, Pak Rudi memberikan merchandise kepada salah satu santri putra yang bernama Alfat, sementara salah seorang karyawan Bursa Sajadah cabang Solo memberikan merchandise kepada Cinta, salah satu perwakilan santri putri.

Acar tak berlangsung lama, karena kondisi tempat yang dalam tahap pembangunan dan sore itu juga hujan rintik-rintik. Setelah pembagian merchandise, acarapun ditutup.

Tapi sebelum acara benar-benar usai, saya dan teman-teman blogger sempat ngobrol sejenak bersama Bapak Muhammad Doby dari Rumah SETIA dan juga ngobrol bareng Bapak Rudi.


Sekilas tentang Rumah SETIA


Rumah SETIA sebenarnya sudah ada sejak lama, tapi karena mendapatkan tanah wakaf seluas 660 m2, akhirnya Rumah SETIA mendirikan sebuah bangunan yang sudah mulai dibangun sejak Agustus 2016.

Sebenarnya, santri-santri di Rumah SETIA ini bukan semuanya anak yatim. Malah, kebanyakan adalah anak broken home yang rata-rata orang tuanya sudah memiliki keluarga baru. Jumlah santri putra dan putri di Rumah SETIA kurang lebih ada 34 santri.

Setiap bulan, pembiayaan operasional Rumah SETIA ini mencapai 21 jutaan. Itu untuk biaya pendidikan dan makan. Karena tidak ada donatur tetap, untuk menghemat biaya operasional, Rumah SETIA menggunakan sistem pondok pesantren. Di mana santri-santri belajar secara homeschooling dan mengundang guru. Dan karena belum mempunyai legalitas, Rumah SETIA bekerja saa dengan sebuah komunitas pesantren.

Akan tetapi, untuk santri yang mempunyai kemampuan lebih atau bakat, juga di sekolahkan ke sekolah umum.

Saat saya dan teman-teman blogger bertanya kepada Bapak Muhammad Doby, tidak ada donatur tetap, kenapa tidak bekerja sama dengan LSM?

Bapak Muhammad Doby menjelaskan, Belia mengerjakan atau mengurus Rumah SETIA itu secara otodidak. Tidak mempunyai program. Sehingga, saat Beliau mengajukan kerja sama dengan sebuah LSM, langsung ditolak.

Selain itu, sebenarnya Bapak Muhammad Doby juga pernah mengajukan dana CSR dari BUMN, sayangnya harus memakai proposal resmi dan ditanya tentang sertifikat. Karena ternyata, dana bantuan BUMN ini wajib di kembalikan sebesar 6% pertahunnya.

Nah, untuk siapapun yang berminat membantu memperlancar pembangunan Rumah SETIA (Senyum Yatim Indonesia), bisa menghunbungi saya atau datang langsung ke Jalan Kencur No. 125 Laweyan Solo. Karena Rumah SETIA belum mempunyai donatur tetap dan masih membutuhkan bantuan dari kita.


Ngborol Bareng Bapak Rudi


Setelah saya dan teman-teman blogger Solo ngobrol dengan Bapak Muhammad Doby, kami berlanjut ngobrol bersama Bapak Rudi. Obrolan kami tentu saja tentang Bursa Sajadah dong, ya?

Meskipun Bursa Sajadah sudah saya perkenalkan di awal tadi, tapi tidak ada salahnya kan ya kalau kita membahasnya lagi, apalagi membahasnya bersama salah satu managernya. Hehehe…

Sebenarnya, Bapak Rudi ini asli Bandung loh. akan tetapi Beliau ditugaskan di Solo.

Untuk Solo sendiri, sebenarnya Bursa Sajadah sudah sering mengadakan bakti sosial. Tapi, selama ini hanya dilaksanakan di tempat yang terdekat. Justeru di Rumah SETIA ini adalah yang paling jauh.

Rumah SETIA yang menjadi pilihan adalah karena menurut Bapak Rudi, Rumah SETIA ini masih membutuhkan bantuan dari kita-kita dan bahkan masih dalam tahap pembangunan. Di Solo sendiri banyak rumah yatim piatu, tapi kebanyakan sudah ada donatur tetap dan sudah mampu. Bahkan ada yang menolak ketika mau diberi bantuan dan justeru malah menyuruh agar membantu di tempat lain yang lebih membutuhkan.

Dan acara bakti sosial pada tanggal 18 November 2016 kemarin ini adalah acara yang berbeda dari bakti sosial biasanya. Kenapa? Karena acara bakti sosial ini dilaksanakan serentak di 7 kota loh, mulai dari Bandung, Bekasi, Bogor, Jakarta, Malang, Solo dan Surabaya.

Acara bakti sosial yang dilaksanakan secara serentak ini ternyata untuk memperingati hari ulang tahun owner Bursa Sajadah yang ke 67, yaitu Bapak H. Shahir Karim Vasandani (SKV).

Dan ngomongin soal Bursa Sajadah yang hadir di Solo, ternyata Bursa Sajadah ini sudah berdiri selama 2 tahun di Solo. Tanggapan masyarakat Solo sendiri sangat bagus, apalagi saat musim haji, penjualannya sangat bagus.

Bursa Sajadah ini setiap bulannya ada promo, terus ada juga program member sehingga saat kita berbelanja di Bursa Sajadah, kita bisa mendapatkan diskon sebesar 5 s.d 10%. Untuk pendaftaran member, kita cukup membayar 50 ribu rupiah saja loh.

Bursa sajadah bukan sekedar menjual oleh-oleh untuk yang berhaji atau umroh saja, loh. melainkan juga menyediakan sesrahan buat kamu-kamu yang mau menikah. Sebagai maharnya, bisa nih seperangkat alat sholatnya di beli di Bursa Sajadah.

Saat saya dan teman-teman blogger Solo bertanya, kenapa sih Bursa Sajadah buka cabang di Solo? Padahal kan sekitar Solo ada Yogyakarta atau Semarang yang notabenenya lebih besar dari Solo?

Menurut Bapak Rudi sih pasarnya lebih ramai di Solo, di Pasar Kliwon, biasanya yang dari Magelang, atau yang lainnya pada mampir ke Solo.

Sementara untuk soal produksi nih, ada produksi Perusahaan SKV-Group di Bandung yang khusus memproduksi sajadah. Sajadah yang diproduksi ini mempunyai beberapa grade loh, mulai dari yang harganya berkisar 30 ribuan s.d 150 ribuan.

Sementara kalau untuk produk mukena atau pakaian, biasanya sih mengambil dari Sahira atau yang lainnya. Ada sih produksi, dan orang-orang ahlinya juga dari luar, tapi tidak sebesar produksi sajadah SKV.

Nah, sepertinya hanya ini dan ternyata lumayan panjang juga ya cerita liputan saya kemarin.

Dan enggak lupa, buat teman-teman yang mau menjadi donatur atau memberikan bantuannya ke Rumah SETIA Senyum Yatim Indonesia, bisa menghubungi saya atau datang langsung ke Jalan Kencur No. 125 Laweyan Solo, ya?

Sementara buat teman-teman yang mau berbelanja di Bursa Sajadah, bisa ke daerah Pasar Kliwon, tepatnya di No. 261 (Sebelah RS Kustati) Pasar Kliwon, Jl. Kapten Mulyadi, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57118. Phone: (0271) 655190.

 

Witri Prasetyo AjiCompetitionInformation#BursaSajadahBerbagi,#SKVBerbagiBURSA SAJADAH BERBAGI BERSAMA SANTRI RUMAH SETIA   BURSA SAJADAH BERBAGI BERSAMA SANTRI RUMAH SETIA. Berbagi itu indah, berbagi itu menambah, iya enggak? Alhamdulillah, pada hari Jum’at tanggal 18 November 2016 kemarin saya dan teman-teman blogger (Pak Danang, Mak Ana, Mbak Hana dan Mbak Aya) diberi kesempatan untuk meliput acara bersama...

Comments

comments