REVIEW DILAN 3, SUARA HATI DILAN UNTUK MILEA

 

Meskipun beberapa hari ini Dilan hampir punah di timeline sosial media lantaran kehadiran Bu Dendy dan Mbak Nyla Nylala, akan tetapi aku masih mau mengenang tentang Dilan lewat review buku Dilan 3.

Mungkin, aku sempat kecewa saat melahap Dilan 2, kecewa lantaran Dilan dan Milea harus putus, kecewa lantaran Dilan lebih terlihat mementingkan geng motornya daripada ceweknya, kecewa lantaran Dilan enggak mempertahankan Milea padahal hatinya masih buat Milea. Dan banyak… kekecewaan lain seperti pada akhirnya Milea menikah dengan orang lain.

Baca : Review Buku Dilan 2

Argh…

Mungkin inilah yang namanya hidup. Semua tak akan sejalan sesuai ekspetasi. Dan bagaimanapun takdir itu, yasudahlah. Kenapa harus aku pusingkan? Toh mereka yang menjalaninya sepertinya enjoy saja, ye kaaaannn?

Dan rasa kecewa itu akhirnya terbayarkan ketika aku melahap Dilan 3. Aku seolah bertemu pada sosok lelakingentle. Kenapa sich Dilan sampai ditangkap polisi? Kenapa sich, Dilan enggak mempertahankan Milea? Kenapa dan kenapa itu terjawab… meski segelintir kecewa tetap menyambangi hati hayati, Bang… #ehhh

Hingga akhirnya kutemukan sebuah pembelajaran, bahwa dalam hubungan itu harus ada KEJUJURAN DAN KOMUNIKASI. Tanpa keduanya, maka kesalahpahaman akan menjadi pemenangnya dan akhirnya akan berujung penyesalan.

Masih ingat kan? Malam di mana Dilan dan geng motornya akan melakukan penyerangan pada Endi hingga akhirnya Dilan ditahan? Terus, saat itu Milea berusaha mencegahnya tapi sayangnya dia datang bersama Yugo?

Saat itu, Dilan memang tidak marah melihat Milea mendatanginya bersama cowok lain. Tapi, bagaimana dengan hatinya? Kecewa! Yaiyalah, lihat yang tersayang sama cowok lain. Kalau cinta, wajar dong cemburu.

Dilan diam, tapi hatinya banyak bertanya.

Malam itu, sebenarnya Dilan tidak melakukan penyerangan. Malam itu, ndlalah memang ada operasi dari kepolisian.




Meskipun Dilan dan teman-temannya berusaha melarikan diri, apa daya jika takdir menyatakan dia tertangkap dan sialnya, saat itu Dilan membawa pistol milik Ayahnya. Lebih sialnya lagi, Milea malah menganggap Dilan mengabaikan larangannya sehingga Dilan ditangkap polisi. Namanya cewek, marah sich iya…

Padahal, kan?

  • Dilan sebenarnya cemburu sama Yugo, akhirnya dia ninggalin Milea dan memilih gabung sama geng motornya.
  • Dilan enggak pernah berantem dan menyerang Endi…

Masalah bukan itu saja sich…

Seperti pas Dilan kembali ditahan soal kematian Akew. Sebenarnya Akew bukan korban geng motor, melainkan salah penyerangan soal 2 daerah yang tengah berseteru. Dilan bersama gengnya juga tidak pernah melakukan penyerangan balas dendam. Tapi… ya gitu dech… Milea salah paham dan milih mutusin Dilan.

Dan lagi…

Kesalahpahaman Dilan sama Gunar, teman lesnya Milea. Gunar yang dianggap Dilan adalah pacar barunya Milea, padahal sebenarnya cuman temenan.

Pun dengan kesalahpahaman Milea terhadap Risa. Risa kan keponakannya Bundanya Dilan, tapi dianggapnya Milea, Risa adalah cewek barunya Dilan.

Yaudah…

Sama-sama gengsi dan berpikir tentang apa yang dipikirkannya adalah benar. Hingga akhirnya Milea kuliah di Jakarta, ketemu Mas Herdi. Terus kembali ketemu Dilan di kantor Mas Herdi. Milea mencoba mencari Dilan yang dikiranya langsung pulang ke Bandung, padahal enggaaaakkkk…. Dilan mah nginep di tempat Zaki, temennya Dilan.

Terus…

Pertemuan Dilan dan Milea—tapi Milea sudah sama Mas Herdi—di acara pemakaman Bu Rini. Berlanjut di acara reuni hingga akhirnya Dilan dan Milea kembali berkomunikasi. Mengungkap rasa sebenarnya masih cinta tapi Milea sudah sama Mas Herdi dan Dilan sudah sama Cika.

Bagian ini, aku baper…

Mereka masih saling suka, tapi mereka menghormati pasangan masing-masing dan mempertahankan pasangannya saat ini. Beda yee, sama FTV yang biasanya masih cinta terus ninggalin pasangan gitu…

Buku Dilan 3 ini, banyak banget pelajaran yang bisa diambil. Mulai dari keluarga Dilan. Ayahnya Dilan yang seorang tentara itu bergaul tanpa membedakan siapa orang itu. Begalpun dijadikannya teman.

Terus, pas Dilan di Jakarta sama Zaki, Zaki kan meanggil perempuan ‘bayaran’ gitu. Tapi… Dilan menghargai tuh perempuan dan Cuma ngajak ngobrol doang….

Oke.

Dilan memang bad boy. Ikut geng motor. Panglima tempur. Suka ngegombal. Tapi Dilan itu, menurutku baik. Dia punya karisma tersendiri. Punya cowok macam dia adalah tantangan… hahaha

Pernah kok, aku punya pacar kayak anak berandal gitu. Hobi ngerokok, suka miras, pokoknya enggak tahu apa kabar masa depannya… Tapi, dia punya sisi baik yang hanya bisa dimengerti orang yang mengenalnya. Hmm… tantangannya? Enggak direstuin sama ortu… hahaha… dapet suaminya cowok baik-baik… Alhamdulillah yaaa J

Oh yaa… di Buku Dilan 3 ini juga ada beberapa quote favorit kok :

“Aku tidak cemburu. Dia adalah bagian dari diriku. Dia adalah teritorialku, wilayah yang sudah menjadi milikku.”

 

“Kau lihat, kalau Cuma cantik doang, di sana juga banyak.”

“Tapi, yang mau ke aku Cuma kamu.”

“Kamu tahu siapa yang paling aku sukai di dunia?”

“Siapa?”

“Kamu.”

“Karena?”

“Karena? Karena bisa bertemu denganku.”

“Dengar! Siapa menabur angin, dia menuai badai!”

Aku tidak yakin siapa yang salah. Bisa jadi dua-duanya, tetapi ini mengingatkan aku pada apa yang dikatakan ahwa prasangka memang selalu akan menjadi beban yang membingungkan dan mengancam masa depan untuk membuat semuanya berjalan kacau.

Katanya, kata Bunda, jadilah diri sendiri. Masa lalu adalah masa lalu, tak usah dihindari atau kautolak. Masa lalu akan menjadi penasehat yang baik. Biarlah itu hadir sebagai aliran yang membawamu pergi ke tujuan yang baik.




Percayalah, dalam perasaan cinta dan kasih sayang semuanya akan menjadi adil, semuanya akan menjadi indah. Berbeda hasilnya jika kamu benci, berbeda hasilnya dengan jika kaudendam.

“Gimana ua. Menurut Remi sih, kalau udah nyangkut-nyangkut perasaan, cowok itu emang manusia yang paling gengsian sedunia.

“Sedangkan cewek itu, punya rasa malu mau nyatain duluan. Jadi, pada saling nahan diri gitu.”

Buat cewek, harga diri itu segalanya.

Jika puisi itu adalah hatinya, yang sedang bericara kepadaku, kata-katanya telah membuat aku merasakan kesedihan dan dirundung oleh rasa bersalah karena sudah menjauh dari dirinya disaat di mana dia sangat membutuhkan aku saat itu.

“Aku akan sedang berohong jika aku mengatakan bahwa aku tidak kecewa, tapi aku tidak ingin memiliki pikiran yang buruk tentang hubungan cinta yang putus.”

 

 

 

 

Witri Prasetyo AjiReview Buku(adsbygoogle = window.adsbygoogle || ).push({}); Meskipun Dilan dan teman-temannya berusaha melarikan diri, apa daya jika takdir menyatakan dia tertangkap dan sialnya, saat itu Dilan membawa pistol milik Ayahnya. Lebih sialnya lagi, Milea malah menganggap Dilan mengabaikan larangannya sehingga Dilan ditangkap polisi. Namanya cewek, marah sich iya... Padahal, kan? Dilan sebenarnya cemburu...

Comments

comments