MEMANFAATKAN TEKNOLOGI INFORMASI DI TENGAH PANDEMI BERSAMA QWORDS

Hallo teman-teman, apa kabarnya? Masih #dirumahaja atau sudah menjalani aktivitas new normal? Kalau saya sih bisa dibilang semi, karena dalam seminggu ada satu sampai tiga hari harus masuk kantor karena piket dan menyelesaikan pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan secara online. Tentunya dengan mengikuti protokol kesehatan.

Kalau ada yang tanya, bosen enggak sih #dirumahaja? Bisa dibilang bosen bisa juga dibilang enggak. Bosen lantaran sekarang jarang bertemu dengan teman-teman, terus enggak bisa dolan, enggak bisa ngemall, enggak bisa  nonton dan hanya bisa menikmati drama Korea sebagai hiburan selama #dirumahaja. Sementara enggak bosennya yaitu setiap hari punya waktu bersama anak meskipun kami enggak selalu bisa bersikap manis. Bahkan enggak jarang juga sih berantem sama anak sendiri. Etapi jadi berasa lebih dengan anak. Terus pekerjaan rumah dan kantor juga bisa diselesaikan dengan santuy. Karena biasa tiap pagi itu rempong banget mulai dari mencuci pakaian, mencuci piring dan akhirnya masak cuma gitu-gitu doang  terus rumah ditinggal berangkat kerja dalam keadaan masih berantakan. Sementara kalau #dirumahaja? Rumah jadi terlihat lebih bersih, bisa juga mencoba aneka resep masakan. Secara kan sekarang teknologi informasi semakin berkembang, jadi apa sih yang enggak bisa dicari di internet?

Baca : Keseimbangan, Rahasiaku Berfikir Positif di Masa Karantina

Selama pandemi dan #dirumahaja tetap betah kalau aku sih didukung dengan teknologi informasi. Sebagai anak 90-an, aku enggak bisa membayangkan kalau pandemi ini terjadi di tahun itu. Tahun di mana teknologi informasi belum semaju ini, bahkan nonton TV aja masih hitam putih. Tahun itu tahun di mana TV buat aku sudah menjadi hiburan yang mewah. Tahun di mana justeru kebersamaan bareng teman-teman lebih berharga. Eh, tapi kalau social distancing? Gimana? Enggak bisa bayangin!!!

Kalau pandemi terjadi di tahun 90-an, terus harus #dirumahaja dan diterapkan social distancing, bisa dijamin aku bakalan bosan sebosan-bosannya. Masih mendinglah ya sekarang, teknologi informasi sudah semakin berkembang, belajar dan bekerja bisa diakukan dari rumah saja. Kita bisa mengakses berita kapan saja dari mana saja. Meski enggak saling bertemu, kita juga enggak kesepian lantaran sekarang sudah ada media social yang memungkinkan kita ngobrol jarak jauh dan bisa saling melihat wajah masing-masing. Sementara untuk hiburan. Sekarang sudah ada game, youtube, jadi enggak cuma ngandelin nonton TV doang.

Dan selama pandemi… berkat teknologi informasi yang semakin maju, kegiatan tetap berjalan normal meskipun hampir semuanya dilakukan cukup dari rumah. Seperti contoh, mau belanja aja sekarang sudah bisa belanja online. Mau beli apa saja bisa hanya lewat genggaman (smartphone). Mau silahturahmi sama keluarga, bisa video call rame-rame pakai whatsapp atau bisa juga pakai zoom, pun rapat, seminar uga bisa secara online. Sekolah juga, ada google classroom, terus kalau mau ulangan juga ada bisa pakai google form. Ah… zaman sekarang sudah canggih, teknologi sudah maju, pandemi bukan berarti semua aktivitas bisa terhenti.

Bicara soal teknologi informasi, aku semakin bersyukur karena selain bekerja di dunia pendidikan aku juga bisa bekerja sebagai blogger dan influencer.

Sudah bukan rahasia lagi kalau sedari dulu aku suka menulis dan membaca. Bahkan menjadi penulis adalah cita-citaku. Alhamdulillah cita-cita itu terwujudkan dengan terlahirnya novel Love Is Friendship dan Kasta. Tak puas sampai di situ saja sih, aku juga menulis blog yang bisa dibaca oleh siapapun dan kapanpun. Hingga akhirnya aku mengenal profesi blogger.

Dulu awal ngeblog tuh karena pengen aja mempublikasikan karya. Awalnya juga bikin blog gratisan. Terus tiap melihat ada orang punya blog dengan nama domainnya tuh namanya sendiri, kok kayaknya berasa keren banget. Alhasil, aku kepo dong gimana sih biar bisa punya blog dengan nama domain namanya sendiri.

Butuh waktu agak lama waktu itu. Karena meskipun kuliah di Fakultas Teknologi Informasi, pengetahuan aku soal TI tuh dulu cetek banget. Kuliah sering bolos dan kayak ngasal.

Teknologi semakin maju, Mbah Google selalu menjawab apa yang aku tanyakan dong. Aku yang awalnya punya blog gratisan di blogspot dan wordpress akhirnya miir, ntar kalau blogku udah pakai nama sendiri, mau berbasis blogspot aau wordpress ya? Kalau blogspot tuh cuma modal domain doang, sementara kalau wordpress harus sekalian beli hosting tapi asyik bisa diinstal plugin. Mikir keras! Akhirnya blog pertamaku dengan nama domain https://diajengwitri.id pun jadi. Terus disusu dengan blog www.mamajuna.com dan www.ayodolan.net

Bicara soal blog, domain dan hosting, pastinya bakalan berurusan dengan yang namanya  penyedia jasa layanan web hosting. Tidak puas bertanya Mbah Google, aku juga nanya ke teman-teman blogger. Hingga akhirnya memantapkan hati untuk mempercayakan blogku ke Qwords. Bahkan aku udah mereviewnya loh saking suka dan puasnya aku sama Qwords. Enggak lupa juga aku merekomendasikan Qwords ke beberapa teman yang pegen punya blog dengan Top Level Domain alias udah bukan blog gratisan lagi.

Baca : Review Qwords, Web Hosting Indonesia Yang Pelayanannya Cepat dan Mudah

Kenapa sih aku suka banget sama Qwords?

Banyaklah alasannya. Selain mempertimbangkan soal harga, aku juga mempertimbangkan soal kemudahannya.. jadi di Qwords itu panduannya lengkap ya, mulai gimana cara beralih dari blog gratisan ke top level domain, terus kalau ada kendala support tiketnya itu cepat. Aku sering banget hlo ada kendala di blogku ini. Pernah kepo utak atik cpnael sampai blog hilang aja pernah. Tapi ya itu tadi support tiketnya itu memuaskan banget… dibantu sampai bisa 😊

Oh ya, teman-teman ada yang pengen punya blog  enggak nih? Yuk cek domain di qwords aja! Karena di qwords, enggak cuma domain aja yang murah, tapi qwords juga menyediakan hosting murah 😊  

Witri Prasetyo AjiCompetitionMEMANFAATKAN TEKNOLOGI INFORMASI DI TENGAH PANDEMI BERSAMA QWORDS Hallo teman-teman, apa kabarnya? Masih #dirumahaja atau sudah menjalani aktivitas new normal? Kalau saya sih bisa dibilang semi, karena dalam seminggu ada satu sampai tiga hari harus masuk kantor karena piket dan menyelesaikan pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan secara online. Tentunya dengan mengikuti...

Comments

comments