Ide bisnis Alan Efendhi tersebut tidak hanya menyukseskan dirinya saja, melainkan juga berdampak bagi lingkungan sekitar dan meningkatkan perekonomian masyarakat Gunung Kidul. Akan tetapi, semua itu juga butuh perjuangan. Alan Efendhi sendiri sempat mendapatkan cibiran dan nyinyiran. Karena masyarakat sekitar belum paham akan manfaat aloe vera. Setahu mereka, aloe vera hanya digunakan untuk P3K saja.
Hingga pada tahun 2014 ketika Alan Efendhi memulai bisnisnya, Beliau sendiri menanam aloe vera, merawatnya selama kurang lebih satu tahun baru memanennya. Setelah dipanen, Alan memproduksi aloe vera dan dibuat minuman. Kala itu, packagingnya masih sangat sederhana, seperti es lilin dan area pemasarannyapun masih sekitar sekolah, puskesmas, dititipkan ke warung-warung tetapi banyak juga yang produk yang return. Bahkan, setiap hari hampir 20 botol produk yang return. Dan kala itu, produknyapun hanya bertahan selama 3 hari saja.
Setelah itu, produk Alan baru mulai dikenal orang. Akan tetapi, masyarakat masih banyak yang masih asing. Bagaimana bisa ada makanan dan minuman dari bahan yang berlendir? Akan tetapi, setelah mencicipi produknya, ternyata segar, nikmat, banyak manfaatnya, tidak pahit, dan tidak gatal.