TETAPLAH MENJADI PEREMPUAN YANG BERBAHAGIA MENIKMATI PERAN DAN STATUSMU…

 

Selamat memperingati Hari Perempuan Internasional yah gengs… Dan postingan kali ini, aku juga mau membahas tentang perempuan yang sebenarnya kalau dibahas enggak bakalan ada habisnya. Hehehe…

Terlahir sebagai seorang perempuan, diberi kesempatan untuk menjadi seorang anak, seorang isteri dan seorang ibu adalah kebahagiaan sekaligus kebanggan tersendiri buat aku. Karena ketiga peran itu bukanlah satu peran yang mudah. Apalagi saat ini, aku tetaplah seorang anak buat kedua orang tua aku, tetapi aku adalah seorang isteri yang surganya ada pada suaminya, dan aku adalah seorang ibu dengan tanggung jawab seorang anak yang Tuhan amanahkan pada aku.

Bangga? Iya!

Berat? Mungkin…

Menjalani 3 peran dalam satu waktu. Itu adalah aku…

Kupikir, setelah menikah, aku bakalan terbebas dari tugasku sebagai seorang anak. Maksudnya, orang tua akan benar-benar melepaskan aku dan memberikan tanggung jawabku pada suamiku. Tetapi ternyata enggak. Apalagi Bapak. Babe seolah masih belum legowo kalau aku sudah menikah.

Aku tahu, yang seperti ini tuh salah. Setelah menikah lebih baik tinggal sendiri sama suami biar mandiri. Tapi tidak dengan aku. Apalagi ketika aku melahirkan seorang nak laki-laki. Duh… Babe semakin ingin kalau kelak aku dan keluarga kecilku tinggal atau membangun rumah di tempatku.

Baca : Nikah Di Rumah, Tinggal Numpang Mamah

Sementara suami aku sendiri adalah lelaki yang mempunyai prinsip enggak mau ikut perempuan. Okeylah sekarang memang tinggal sama orang tua aku, tapi kelak akan ada waktunya suami ngajak aku dan anakku tinggal di tempatnya ataupun membangun rumah sendiri tapi tidak di tempatku.

Dan sebagai seorang perempuanpun, jujur kalau aku memang lebih suka dan lebih bangga jika ikut suami. Jujur banget, kondisi saat ini di mana kami tinggal di tempat orang tuaku adalah kondisi yang tidak nyaman. Tapi kembali lagi niatan awal dan kesepakatan aku sama suami, kami belum tega ninggalin orang tuaku apalagi suami tahu banget kalau Babe selama ini sangat mendambakan anak laki-laki.

Kondisi inilah, aku berperan sebagai seorang anak yang ingin sekali membahagiakan orang tua. Bersyukurnya aku adalah suami masih mau mengalahkan prinsipnya.

Pun dengan pilihan aku saat ini, kenapa aku memilih menjadi ibu bekerja. Kenapa aku masih mempertahankan karierku padahal aku bisa berpenghasilan dari rumah.

Baca : Jika Aku Bekerja, Bukan Karena Aku Tak Mensyukuri Nafkah Suamiku

Alasan apalagi kalau bukan ingin membanggakan orang tuaku. Orang tua yang senang banget ngelihat anaknya tiap hari pakai seragam, ke kantor, dan bla… bla…

Dulu, banyak orang yang mencemooh kenapa aku ngotot banget pengen kuliah. Padahal aku ini seorang perempuan. Niatan aku dulu ya kuliah memang kepengen menimba ilmu. Bahkan aku bercita-cita jadi ibu rumah tangga. Tapi ya teuteup kepengen kuliah.

Sementara orang tuaku, mereka mau mengizinkan aku kuliah ya biar aku dapat pekerjaan yang layak dan terhormat. Setidaknya pekerjaan yang bisa dibanggakan. Dan memang begitulah hidup di kampung.

Seolah ingin membuktikan semua itu, Ibu mendukung banget dengan pekerjaanku saat ini. Pun dengan Babe. Mereka tak pernah mempermasalahkan berapa gaji anaknya yang sebenarnya gajinya memprihatinkan.

Lagipula… kalau aku kerja, mereka punya banyak waktu buat main-main bersama anakku. Bahkan mereka masih menunda-nunda agar anakku tidak di sekolahkan sedini mungkin.

Dan lagi… aku beruntung karena suamiku yang sebenarnya lebih suka aku di rumah justeru mengizinkan aku bekerja dan dia juga bangga dengan pekerjaan isterinya ini.

Pernah suatu ketika,  aku dan orang tua ada masalah. Pokoknya masalahnya itu lumayan compleceted gitu dech. Di mana posisi itu membuat aku nyaris stress dan biar aku enggak gila, aku malah kepengen di rukiyah dan kepengen curhat ke psikolog. Aku juga minta ke suami, aku enggak mau tinggal di sini lagi, di tempatku. Toh rumah suamiku kosong. Aku juga siap meninggalkan pekerjaanku.

Jawaban suamiku adalah : dia senang jika aku mau tinggal di tempatnya. Dia senang aku mau jadi ibu rumah tangga yang kerja dari rumah saja. Tapi dia tidak akan membawaku pergi dalam kondisi aku lagi marahan sama orang tuaku. Mau gimanapun, mereka adalah orang tuaku.

Jlebbb…

Suamiku gaes… dia lelaki berprinsip. Dia rela mengalahkan prinsipnya agar aku tetap berbakti ke orang tuaku. Meski aku isterinya, dia tetap ingin aku bisa membahagiakan orang tuaku. Bahkan baginya, orang tuaku adalah orang tuanya.

Dan aku bahagia banget… bahagia… bahagia karena aku punya mereka. Bahagia dengan posisiku saat ini, bahagia dengan statusku saat ini.

Agar aku tetap jadi perempuan yang tangguh

Jadi perempuan tangguh itu enggak mudah gaes. Kepengen bisa apa saja, kepengen bisa bermanfaat buat semuanya, kepengen…. Dan aku sekarang sedang berjuang agar aku bisa tetap waras melakoni semuanya.

Aku kepengen tetap bisa bekerja dengan profesional tapi aku juga pengen enggak meninggalkan tugasku sebagai isteri dan ibu. Aku pengen meraih mimpiku tanpa harus meninggalkan keluargaku. Aku pengen jadi manusia bermanfaat tapi kok masih sering ngedumel sich kalau ada yang manfaatin. Hahaha… Ya ya yaaaa…

Aku kepengen jadi perempuan yang tegar tiap ada masalaha tapi ujung-ujungnya kok nangis di pelukan suami? Aku kepengen jadi perempuan mandiri tapi ternyata aku masih sering dikit-dikit minta dibantuin suami. Aku pengen jadi perempuan yang enggak baper tapi kok ya masih gampang tersinggung. Aku pengen enggak gampang nyinyir tapi kok ya masih gampang KZL dan ujung-ujungnya ngoceh atau bikin status enggak jelas.

Lah…

Lah…

Dan akupun sedang berjuang untuk menjadi perempuan tangguh dan tentunya perempuan tangguh yang selalu bahagia. Di mana aku benar-benar belajar ikhlas dan legowo dengan apa yang ditakdirkan Tuhan saat ini.

Yaudah aku nikmati saja waktu di mana Tuhan masih membiarkan aku bisa membahagiakan orang tuaku. Aku nikmati kebersamaanku bersama suami, anak dan kedua orang tuaku.

Aku menikmati pekerjaanku yang semakin hari semakin menumpuk. Semoga menjadi ladang ibadahku. Ilmuku bermanfaat dan malah semakin bertambah. Aamiin.

Aku menikmati kebaperan-kebaperan itu hingga akhirnya menjadi sebuah cerpen ataupun sebuah postingan blog. Postingan curhat yang malah mendatangkan pageview yang lumayan. Hehehe…

Jalani, nikmati dan syukuri.

Berat?

Awalnya…

Dan akupun belajar menguatkan diri dari kebaperan. Biasanya sich aku ya blogwalking ke blog-blog curhat gitu. Hahaha… dan kalau KZL sama bapernya, paling banter nulis di status WA. Hmm… terus, nyari quote-quote yang religius gitu. Dan yang paling aku inget biar nyinyirku berkurang adalah habis baca WA Story salah satu temen, aku lupa kata-katanya kayak apa, tapi intinya orang yang baik itu bukan yang sholatnya tepat waktu, tapi orang yang bisa menjaga lisannya gitu dech kalau eggak salah. Ya… intinya JAGA LISAN. Dan itu jlebbbb banget buat aku.

Mulai ngurangin kebaperan dan nyinyir agar selalu bahagia. Karena jadi perempuan terutama sudah jadi ibu rumah tangga itu memang dituntut bahagia agar seisi keluarga juga ikut bahagia. Kalau si ibu uring-uringan, yoweslah seisi keluarga bakal jadi imbasnya…

Baca : Jadi Ibu Bahagia Itu Gampang-Gampang Susah

Nah… di hari Perempuan Internasional ini, makanya aku tuh pengen banget menyuarakan, JADI PEREMPUAN ITU HARUS BAHAGIA… apapun keadaannya, apapun kondisinya, apapun statusnya. Enggak Cuma buat perempuan yang sudah berumah tangga saja, tapi juga buat semua perempuan yang masih melajang.

Perempuan lajang juga harus selalu bahagia. Bahagia itu menular gaes…

Perempuan yang sedang menanti jodohnya juga harus bahagia. Biarkan saja orang mau ngomong apa? Tapi nikmatilah kesendirian itu kebahagiaan. Karena kelak jika kau sudah menikah, akan ada banyak hal yang kau rindukan disaat sedang sendiri. Percayalah… hehehe

Lajang itu kesempatan. Kesempatan buat bisa berkarya dan belajar tanpa ada beban di belakang.

Memang sich, menikah dan menjadi ibu juga bukan penghalang buat kita berhenti berkarya ataupun belajar. Tapi buat aku, tetap saja beda. Beda fokusnya…

Akupun… maunya bisa berkarya ikut event sana-sini. Tapi terkadang, hati masih enggak tega ninggalin anak. Apalagi kalau pakai nginep-nginep. Milih skippp…

Akupun… maunya sich kepengen kuliah lagi. S2 gitu. Apa S1 jurusan sastra. Tapi mikir… anakku sudah saatnya masuk PAUD. Sekolah anak zaman now biayanya enggak murah gaes, yasudah skip… nyari ilmu enggak harus kuliah lagi… wkwkwkwk

Baca : Sebelum Usia 30 Mau Ngapain?

Dan buat perempuan-perempuan yang sudah menikah, resep agar selalu bahagia selain ikhlas dan bersyukur adalah selalu berpikir positif dan saling menghargai. Secara yah, buat aku pribadi, perempuan yang sudah menikah itu rentan banget dengan kebaperan.

Kalau lajang mah biasanya baper karena ditanya kapan nikah. Etapi kalau sudah menikah itu…

Bakalan ada drama antara mertua dan menantu, antara iparlah. Sudah punya anak, soal lahiran normal apa secar, ASI apa sufor, pospak atau clodi, MPASI homemade apa instan, ibu bekerja apa ibu rumah tangga, kenapa belum PAUD. Sampai urusan sudah nikah kok masih numpang ortu. Nah loh… bet-ribet yah. Apalagi kalau ditambah soal me time. Yakalik kalau pada mau ngerti kenapa ibu butuh me time? Kalau enggak?

Nah loh? bisa jadi masalah baru…

Makanya, woles yuk…

Selain ikhlas dan bersyukur atas apa yang kita miliki, yuk berpikir positif dan saling menghargai. Menghargai apa yang terjadi sama orang lain dan menghargai prinsip orang lain.

Berpikir postif akan menghasilkan hal-hal positif. Yakin dech kalau semua yang terjadi itu ada sisi positifnya. Pasti bakalan ada hikmahnya.

Dan… menghargai keputusan orang lain. menghargai apa yang terjadi padanya. Enggak perlu juga kan kita menganggap kita ini yang ter— terbaik, ter the best atau ter ter apalah.

Kayak misal, gue ibu yang sebenanrnya kan lahiran normal, loe mah ibu apaan kok secar? Yah… ibu kok males makein anaknya pospak, ngasih MPASI homemade. #hasiyahhh…

Mending bilang, enggak apa-apa lahiran secar, yang penting anak dan ibu sehat…

Pokoknya saling menghargailah yah…

Hmmm… terus apalagi yha?

Jadi perempuan bahagia dengan cara jadi diri sendiri. Enggak perlu kalik jadi orang lain. jangan baper juga. Baper itu hanya untuk orang yang enggak percaya diri… #eahhhh

Terusss…

Jangan bandingin diri sendiri sama orang lain. karena kita terlahir beda. Setiap individu itu punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Saling melengkapi gitu lah yah… hehehe

Bdw… ini aku kok sok bijak, sech? Habis makan apa? Padahal aslinya mah Cuma mau bilang : HAPPY INTERNATIONAL WOMEN’S DAY yah gaes….

Witri Prasetyo AjiDiaryTETAPLAH MENJADI PEREMPUAN YANG BERBAHAGIA MENIKMATI PERAN DAN STATUSMU...   Selamat memperingati Hari Perempuan Internasional yah gengs... Dan postingan kali ini, aku juga mau membahas tentang perempuan yang sebenarnya kalau dibahas enggak bakalan ada habisnya. Hehehe... Terlahir sebagai seorang perempuan, diberi kesempatan untuk menjadi seorang anak, seorang isteri dan seorang ibu adalah...

Comments

comments